Theogony – 6. Titanomachy (Mitologi Yunani)

Mitologi Yunani

Ketika pertama kali ayah mereka, Uranus, merasa kesal di hatinya kepada Briareus, Cottus dan Gyges, dia mengikat mereka dengan belenggu yang kejam, karena dia iri dengan keberanian, keindahan, dan ukuran tubuh mereka yang luar biasa besar; dan dia membuat mereka hidup di bawah bumi yang luas, tempat mereka menderita, ditempatkan di bawah tanah, di ujung bumi, di perbatasannya yang luas, dalam penderitaan yang pahit untuk waktu yang lama dan dengan kesedihan yang luar biasa di hati.

Tapi putra Kronos dan para dewa yang tidak bisa mati lainnya yang dilahirkan oleh Rhea yang berambut indah dari perkawinannya dengan Kronos, membawa mereka kembali ke dalam terang atas nasehat Gaia. Karena dia menceritakan semua hal itu kepada para dewa, bahwa dengan dukungan mereka, para dewa akan mendapatkan kemenangan dan tujuan yang mulia untuk dibanggakan kepada diri mereka sendiri.

Para Titan dan anak-anak Kronos sudah berperang begitu lama dan tidak ada yang mau mengalah dalam perang yang begitu sengit dengan penderitaan yang memilukan hati, para Titan yang agung dari Gunung Othrys melawan para dewa dari Gunung Olympus, pemberi kebaikan, anak-anak yang dilahirkan Rhea yang berambut indah untuk Kronos. Maka mereka, dengan amarah yang membara, terus bertempur satu sama lain pada waktu itu selama sepuluh tahun penuh, dan perselisihan keras itu tidak menemukan akhir bagi kedua belah pihak, dan peperangan itu berlangsung seimbang.

Jadi Zeus memberikan kepada ketiga Hecatoncheires itu sesuatu yang pantas, nektar dan ambrosia yang dimakan oleh para dewa, dan ketika semangat dan harga diri mereka bangkit kembali dalam diri mereka semua setelah memakan nektar dan ambrosia yang lezat itu, maka ayah dari manusia dan para dewa itu berbicara kepada mereka, 

“Dengarkanlah aku, anak-anak Gaia dan Uranus yang gemilang, agar aku bisa mengatakan apa yang hatiku inginkan. Sudah lama sekali kami, anak-anak Kronos dan para Titan, saling bertarung setiap hari untuk mendapatkan kemenangan dan kejayaan. Tunjukkanlah kekuatan kalian yang besar dan ketangguhan kalian yang tidak terkalahkan, dan hadapilah para Titan dalam peretmpuran sengit; ingatlah kebaikan kami yang bersahabat, dan dari penderitaan seperti apa kalian kembali ke dalam terang dari belenggu kejam kalian di bawah kegelapan berkabut berkat pertolongan kami.”

Demikianlah Zeus berkata. Dan Cottus yang tidak bercela menjawabnya, “Tuanku yang mulia, kau mengatakan apa yang sudah kami ketahui dengan baik; bahkan dari diri kami sendiri kami tahu bahwa kebijaksanaan dan pengetahuanmu sangat tinggi, dan bahwa kau menjadi pelindung para dewa yang tidak bisa mati dari bencana yang membekukan. Dan dengan pertolonganmu, kami kembali dari kegelapan yang suram dan dari belenggu kami yang kejam, menikmati apa yang tidak pernah kami harapkan, tuanku, putra Kronos. Maka sekarang dengan tekad yang mantap dan nasihat yang matang, kami akan membantu kekuatanmu dalam peperangan yang mengerikan dan akan melawan para Titan dalam pertempuran yang sengit.”

Denikianlah Cottus berkata; dan para dewa, pemberi hal-hal yang baik, bertepuk tangan ketika mereka mendengar kata-katanya, dan semangat mereka untuk berperang lebih membara dari sebelumnya, dan mereka semua, baik laki-laki maupun perempuan, mengobarkan pertempuran yang sengit pada hari itu, para Titan, dan semua anak-anak Kronos bersama dengan para Hecatoncheires yang menakutkan dan perkasa dengan kekuatannya yang luar biasa yang dibawa Zeus ke dalam terang dari Erebus di bawah bumi.

Seratus lengan tumbuh dari bahu mereka, dan masing-masing memiliki lima puluh kepala yang tumbuh di atas bahu di atas anggota tubuh mereka yang kokoh. Mereka kemudian berdiri melawan para Titan dalam pertarungan yang sengit, memegang batu-batu besar di tangan mereka yang kuat. Di sisi sisi lain, para Titan dengan bersemangat memperkuat barisan mereka, dan kedua belah pihak pada waktu yang bersamaan menunjukkan kekuatan dan kemampuan tangan mereka.

Laut yang tidak berbatas bergemuruh dahsyat di sekeliling mereka, bumi runtuh dengan keras, langit yang luas terguncang dan mengerang, Olympus yang tinggi bergoyang dari fondasinya di bawah serangan para dewa yang tidak bisa mati, sementara gempa yang hebat mencapai Tartarus yang suram dan suara langkah kaki mereka yang dahsyat serta hantaman senjata mereka bergema. Kemudian mereka meluncurkan panah dan senjata mereka satu sama lain, dan pekikan kedua pasukan saat mereka berteriak mencapai langit berbintang; dan mereka bertemu dalam raungan perang yang hebat.

Kemudian Zeus tidak lagi menahan kekuatannya; hatinya langsung dipenuhi dengan amarah dan dia menunjukkan semua kekuatannya. Dari Surga dan dari Olympus dia segera datang, melemparkan kilatnya: petir terbang dengan keras dan cepat dari tangannya yang kuat bersama dengan guntur dan kilat, menimbulkan api yang luar biasa.

Bumi yang memberi kehidupan hancur berkeping-keping dalam kebakaran, dan hutan yang luas berderak keras dengan api di sekitarnya. Daratan, samudera, dan laut yang tidak berbuah, semuanya mendidih. Uap panas menyelimuti para Titan yang dilahirkan oleh Gaia; nyala api yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata naik ke langit yang cerah,cahaya yang menyilaukan dari petir dan kilat membutakan mata mereka walaupun mereka semua yang ada di sana sangat kuat.

Panas yang luar biasa mengguncang Chaos, dan siapa pun yang melihat dengan mata dan mendengar suaranya dengan telinga, seolah-olah Gaia dan Uranus yang luas sedang kembali bercinta; karena tabrakan dahsyat seperti itulah yang akan terjadi ketika Bumi dilemparkan, dan Uranus dari tempat yang tinggi menekannya ke bawah; begitu hebatnya benturan yang terjadi ketika para dewa bertemu dalam pertempuran.

Angin juga menyebabkan gempa bumi dan badai debu yang bergemuruh, guntur dan kilat dan halilintar yang mengerikan, yang merupakan panah-panah Zeus yang agung, membawa gemerincing dan jeritan perang ke tengah-tengah kedua kubu. Keributan yang mengerikan dari pertempuran yang dahsyat muncul: tindakan-tindakan perkasa ditunjukkan dan arah pertempuran mulai berubah. Tapi sampai saat itu, mereka tetap saling menyerang dan terus bertempur dalam perang yang kejam.

Dan di antara yang terdepan Cottus dan Briareus dan Gyges yang tidak pernah puas berperang memunculkan pertempuran sengit: tiga ratus batu, susul menyusul, mereka luncurkan dari tangan-tangan mereka yang kuat dan batu-batu itu menutupi para Titan, dan mengubur mereka di bawah bumi yang luas, dan mengikat mereka dengan rantai pahit ketika mereka sudah menaklukkan para Titan dan semua kekuatan mereka dan semangat besar mereka, jauh di bawah bumi sampai Tartarus.

Karena sebuah landasan perunggu yang dijatuhkan dari langit selama sembilan hari sembilan malam akan mencapai bumi pada hari kesepuluh; demikian jugalah, landasan perunggu yang jatuh dari bumi selama sembilan hari sembilan malam akan mencapai Tartarus pada hari kesepuluh. Di sekelilingnya terdapat pagar perunggu, dan malam menyebar dalam tiga lapis di sekelilingnya seperti kalung di leher, sementara di atasnya tumbuh akar-akar bumi dan laut yang tidak berbuah.

Di sanalah, atas perintah Zeus yang menggerakkan awan, para Titan dibuang di bawah kegelapan berkabut, di tempat lembap di ujung-ujung bumi yang besar. Dan mereka tidak bisa keluar; karena Poseidon memasang gerbang perunggu di atasnya, dan tembok melingkari semua sisinya. Di sanalah Gyges, Cottus, dan Briareus yang berjiwa besar tinggal, penjaga yang dipercaya Zeus sang pemegang aegis.

***

Kalau Anda kebetulan 'tersesat' di sini, Anda mungkin ingin membaca kisah penciptaan dan silsilah para dewa Yunani ini dari awal di siniatau membaca kelanjutannya di sini.

***

Sumber:

1. The Theogony of Hesiod ~ Hugh G. Evelyn-White.

Comments

Populer