Hujan Emas (Shower Of Gold ~ Donald Barthelme)
"Tentang
apa opini Anda yang kuat itu?" tanya Nona Arbor.
"Seni,"
kata Peterson, "hidup, uang."
"Misalnya?"
"Saya
yakin," kata Peterson, "kemampuan belajar tikus bisa diturunkan atau
ditingkatkan dengan mengatur jumlah serotonin di otak. Saya yakin penderita
skizofrenia memiliki bentuk sidik jari yang tidak biasa, termasuk garis-garis
yang membentuk lingkaran yang hampir penuh. Saya yakin orang yang bermimpi
menyaksikan mimpinya dalam tidur, dengan menggerakkan matanya."
"Itu
sangat menarik!" seru Nona Arbor.
"Semuanya
ada di Almanak Dunia1," jawab Peterson.
"Saya
lihat Anda seorang pematung," kata Nona Arbor, "itu luar biasa."
"Apa
inti dari program ini?" tanya Peterson. "Saya belum pernah
melihatnya."
"Izinkan
saya menjawab pertanyaan Anda dengan pertanyaan lain," kata Nona Arbor.
"Tuan Peterson, apakah Anda absurd?" Bibirnya yang lebar diolesi krim
putih berkilau.
"Maaf?"
"Maksud
saya," kata Nona Arbor dengan sungguh-sungguh, "apakah Anda
menganggap keberadaan Anda sebagai sesuatu yang sia-sia? Apakah Anda merasa de trop2? Apakah Anda merasa mual?"
"Hati
saya membesar," ujar Peterson.
"Itu
luar biasa!" seru Nona Arbor. "Itu awal yang sangat bagus. ‘Siapa
Aku?’ mencoba, Tuan Peterson, untuk menemukan siapa sebenarnya manusia. Kita
merasa, manusia saat ini tersembunyi di dalam diri mereka sendiri, terasing,
putus asa, hidup dalam penderitaan, keputusasaan, dan itikad buruk. Mengapa
kita dilemparkan ke sini, dan ditinggalkan? Itulah pertanyaan yang coba kita
jawab, Tuan Peterson. Manusia berdiri sendirian di lanskap tanpa ciri dan
anonim, dalam ketakutan, gemetar, dan penyakit sampai mati. Tuhan sudah mati.
Ketiadaan di mana-mana. Ketakutan. Keterasingan. Keterbatasan. ‘Siapa Aku?’
mendekati masalah-masalah ini dengan cara yang radikal dan mendasar."
"Di
televisi?"
"Kami
tertarik pada hal-hal mendasar, Tuan Peterson. Kami tidak main-main."
"Oh, begitu," kata Peterson, sambil memikirkan bayarannya.
"Yang ingin saya ketahui sekarang, Tuan Peterson, adalah: apakah Anda tertarik pada absurditas?"
"Nona
Arbor," katanya, "sejujurnya, saya tidak tahu. Saya tidak yakin saya
mempercayainya."
"Oh,
Tuan Peterson!" kata Nona Arbor, terkejut. "Jangan bilang begitu!
Anda akan ..."
"Dihukum?"
saran Peterson.
"Anda
mungkin tidak tertarik pada absurditas," katanya, "tapi absurditas
tertarik pada Anda."
"Saya
punya banyak contoh masalah, kalau itu membantu," kata Peterson.
"Eksistensi,
itu masalah Anda," kata Nona Arbor lega. "Bayarannya dua ratus
dolar."
***
"Aku
akan tampil di televisi," kata Peterson kepada agennya.
"Sayang
sekali," jawab Jean-Claude. "Apakah itu tidak bisa dihindari?"
"Tidak
bisa," kata Peterson, "kalau aku masih ingin makan."
"Berapa
bayarannya?" tanya Jean-Claude
"Dua
ratus," kata Peterson. Dia melihat sekeliling galeri untuk melihat apakah
ada karyanya yang dipajang.
"Bayaran
yang konyol mengingat keburukannya. Apakah kau menggunakan nama aslimu?"
"Kau
belum..."
"Tidak
ada yang membeli," kata Jean-Claude. "Tidak diragukan lagi ini karena
cuaca. Orang-orang berpikir tentang --apa sebutan untuk benda itu? ChrisCrafts3.
Untuk berlayar. Kau tidak akan mempertimbangkan apa yang kukatakan?"
"Tidak,"
kata Peterson, "aku tidak akan mempertimbangkannya."
"Dua
yang kecil bergerak jauh lebih cepat daripada satu yang besar sekali,"
kata Jean-Claude, mengalihkan pandangannya. "membelahnya jadi dua tepat di
tengah akan menjadi hal yang sangat mudah."
"Seharusnya
itu sebuah karya seni," kata Peterson setenang mungkin. "Kau tidak bisa
begitu saja membelah karya seni di tengahnya, ingat?"
"Bagian
yang digergaji," kata Jean-Claude, "tidak terlalu sulit. Aku bisa
melingkarkan kedua tanganku di sekelilingnya." Dia membuat lingkaran
dengan kedua tangannya untuk mendemonstrasikan. "Biasanya ketika aku
melihat barang itu, aku selalu melihatnya sebagai dua bagian. Apa kau
benar-benar yakin kau tidak salah mengartikannya sejak awal?"
"Tentu
saja," kata Peterson. Tidak satu pun karyanya yang dipajang, dan hatinya
dipenuhi amarah dan kebencian.
"Kau
punya dorongan yang sangat romantis," kata Jean-Claude. "Aku
mengagumi, samar-samar, posturmu. Kau terlalu banyak membaca sejarah seni. Itu
menjauhkanmu dari kemungkinan-kemungkinan untuk jati diri yang autentik yang
melekat di abad ini."
"Aku
tahu," kata Peterson, "bisakah kau meminjamkanku dua puluh dollar sampai
yang tanggal satu?"
***
Peterson
duduk di lotengnya di Broadway bawah, minum Rheingold4, dan
memikirkan presiden. Dia selalu merasa dekat dengan presiden, tapi sekarang dia
merasa sudah melakukan sesuatu yang sedikit memalukan dengan menyetujui tampil
di program televisi, yang tidak akan disetujui oleh presiden. "Tapi aku
butuh uang," katanya pada diri sendiri, telepon mati dan anak kucing
menangis minta susu. Dan aku kehabisan bir. Presiden merasa seni harus
didorong, pikir Peterson, "Tentunya dia tidak ingin aku hidup tanpa
bir?" Dia bertanya-tanya apakah yang dia rasakan hanyalah rasa bersalah
karena sudah menjual dirinya kepada televisi atau sesuatu yang lebih elegan:
mual? Hatinya berdesir dan dia mempertimbangkan situasi di mana hubungan
barunya dengan san presiden diumumkan. Dia sedang bekerja di loteng. Karya yang
sedang dikerjakannya akan diberi judul ‘Season's Greetings’ dan
menggabungkan tiga radiator mobil, satu dari Chevrolet Tudor, satu dari truk
pikap Ford, satu dari Essex 1932, dengan bagian dari bekas panel telepon dan
barang-barang lainnya. Penataannya tampak tepat dan dia mulai mengelas. Setelah
beberapa saat, benda itu berdiri sendiri. Beberapa jam berlalu. Dia meletakkan
senter, lalu melepas masker lasnya. Dia berjalan ke kulkas dan menemukan roti
lapis peninggalan seorang pedagang barang bekas yang ramah. Roti lapis itu
dibuat dengan tergesa-gesa dan tanpa inspirasi: sepotong tipis ham di antara
dua potong roti. Dia tetap memakannya dengan penuh syukur. Dia berdiri
memandangi karya itu, sesekali bergerak untuk melihatnya dari sudut pandang
baru. Kemudian pintu loteng terbuka, seorang laki-laki berlari masuk, menyeret
kereta luncur seberat enam belas pon. Hantaman pertamanya memecahkan las utama
di ‘Season's Greetings’, kedua bagiannya terpisah seperti sepasang
kekasih, saling berpegangan sesaat, lalu bergegas pergi ke arah yang
berlawanan. Dua belas anggota Secret Service5 mencengkeram
Peterson dengan kombinasi cengkeraman rahasia yang melumpuhkan. Dia terlihat
baik, pikir Peterson, sangat baik, sehat, dewasa, bugar, dan bisa dipercaya.
Aku suka setelannya. Pukulan kedua dan ketiga sang presiden menghancurkan
radiator Essex dan radiator Chevrolet. Lalu dia menghajar obor las, sketsa
plester di meja kerja, gips Rodin, dan stickman Giacometti yang dibeli Peterson
di Paris. "Tapi Tuan Presiden!" teriak Peterson. "Kukira kita
berteman!" Seorang anggota Secret Service menggigit tengkuknya.
Lalu presiden mengangkat kereta luncur tinggi-tinggi, menoleh ke arah Peterson,
dan berkata, "Hatimu sakit? Itu pertanda baik. Kau membuat kemajuan. Kau
berpikir."
***
"Aku
rasa orang-orang di Gedung Putih melakukan pekerjaan yang sangat baik."
Tukang cukur Peterson, seorang laki-laki bernama Kitchen yang juga seorang
analis awam dan penulis empat buku berjudul ‘The Decision to Be’, adalah
satu-satunya orang di dunia yang kepadanya dia menceritakan persahabatannya
dengan presiden. "Sejauh menyangkut hubungannya denganmu secara
pribadi," lanjut si tukang cukur, "pada dasarnya itu semacam hubungan
Aku-Kau6, kalau kau tahu maksudku. Kau harus menghadapinya dengan
kesadaran penuh akan implikasinya. Pada akhirnya, seseorang hanya mengalami
dirinya sendiri, kata Nietzsche7. Ketika kau marah pada Presiden,
yang kau alami adalah diri-sebagai-marah-pada-Presiden. Ketika keadaan
baik-baik saja antara kau dan dia, yang kau alami adalah
diri-sebagai-berayun-dengan-Presiden. Bagus. Tapi," kata Kitchen, sambil mengoleskan
krim cukur, "kau ingin hubungan itu sedemikian rupa sehingga yang kau
alami adalah presiden-sebagai-berayun-dengan-kau. Kau menginginkan realitasnya,
mengerti? Agar kau bisa keluar dari neraka solipsisme8. Bagaimana
kalau dicukur lagi sedikit lebih ke samping?"
"Semua
orang tahu bahasanya kecuali aku," kata Peterson kesal.
"Begini,"
kata Kitchen, "ketika kau bercerita tentang aku kepada orang lain, kau
bilang 'tukang cukurku', kan? Tentu saja. Begitu pula, aku menganggapmu sebagai
'pelangganku', mengerti? Tapi kau tidak menganggap dirimu sebagai 'pelangganku'
dan aku tidak menganggap diriku sebagai tukang ‘cukurmu'. Oh, sialan."
Pisau cukur itu bergerak seperti pisau lipat di tengkuk Peterson. "Seperti
kata Pascal9: 'Kemalangan alami dari kondisi kita yang fana dan
lemah begitu menyedihkan sehingga ketika kita mempertimbangkannya dengan
saksama, tidak ada yang bisa menghibur kita.'" Pisau cukur itu melesat di
sekitar telinga.
"Dengar,"
kata Peterson, "apa pendapatmu tentang acara televisi berjudul ‘Siapa Aku?’
Pernah menontonnya?"
"Terus
terang," kata tukang cukur itu, "baunya seperti perpustakaan. Tapi
mereka memang berhasil memberi pekerjaan kepada orang-orang itu,
percayalah."
"Pekerjaan
macam apa?"
Kain
penutup dikibaskan dan diguncang-guncang dengan suara letupan yang tajam.
"Terlalu mengerikan untuk dibicarakan," kata Kitchen. "Tapi
itulah yang pantas mereka dapatkan, remah-remah itu."
"Remah-remah
yang mana?" tanya Peterson.
***
Malam
itu, seorang laki-laki jangkung berpenampilan asing dengan pisau lipat sebesar
pisau jagal terbuka di tangannya masuk ke loteng tanpa mengetuk dan berkata,
"Selamat malam, Tuan Peterson, saya pemain piano kucing10,
adakah yang ingin Anda dengar?"
"Piano
kucing?" tanya Peterson, terengah-engah, menjauh dari pisaunya. "Apa
yang kau bicarakan? Apa yang kau inginkan?" Sebuah biografi Nolde11
meluncur dari pangkuannya ke lantai.
"Piano
kucing," kata sang tamu, "adalah instrumen iblis, instrumen yang
jahat. Anda tidak perlu terlalu khawatir," tambahnya, terdengar kesal.
Peterson
mencoba untuk berani. "Saya tidak mengerti," katanya.
"Biar
saya jelaskan," kata laki-laki jangkung berpenampilan asing itu dengan
ramah. "Keyboardnya terdiri dari delapan kucing —oktaf— yang terbungkus
dalam badan instrumen sedemikian rupa sehingga hanya kepala dan kaki depannya yang
menonjol keluar. Pemain menekan kaki yang sesuai, dan kucing yang sesuai
merespons —dengan semacam jeritan. Ada juga alat untuk menarik ekor mereka.
Penarik ekor, atau mungkin lebih tepatnya pemain ekor,” dia tersenyum licik, “ditempatkan
di bagian belakang instrumen, tempat ekor berada. Pada saat yang tepat, penarik
ekor akan menarik ekor yang tepat. Nada ekor tentu saja sangat berbeda dari
nada kaki dan menghasilkan bunyi pada register atas. Pernahkah Anda melihat
instrumen seperti itu, Tuan Peterson?"
"Tidak,
dan saya rasa itu tidak ada," kata Peterson dengan gagah berani.
"Ada
ukiran indah dari awal abad ke-17 karya Franz van der Wyngaert12,
Tuan Peterson, yang menampilkan piano kucing. Kebetulan, dimainkan oleh seorang
laki-laki berkaki kayu. Anda bisa melihat kaki saya." Pemain piano kucing
itu mengangkat celananya dan sebuah alat seperti kaki yang terbuat dari kayu,
logam, dan plastik muncul. "Dan sekarang, maukah Anda mengajukan
permintaan? ‘Kematian Santo Sebastian13'? Lagu pembuka 'Romeo danJuliet14'? 'Holiday for Strings15'?"
"Tapi
kenapa?" Peterson memulai.
"Anak-anak
kucing itu menangis minta susu, Tuan Peterson. Dan setiap kali anak kucing
menangis, piano kucing dimainkan."
"Tapi
itu bukan anak kucingku," kata Peterson masuk akal. "Itu hanya anak
kucing yang ingin bersamaku. Aku sudah mencoba untuk membuangnya. Aku tidak
yakin dia masih ada. Aku belum melihatnya sejak dua hari yang lalu."
Anak
kucing itu muncul, menatap Peterson dengan iba, lalu menggesekkan tubuhnya ke
kaki mekanik pemain piano kucing itu.
"Tunggu
sebentar!" seru Peterson. "Benda ini dicurangi! Kucing itu sudah dua
hari tidak ke sini. Apa yang kau inginkan dariku? Apa yang harus kulakukan?"
"Pilihan,
Tuan Peterson, pilihan. Anda memilih anak kucing itu sebagai cara untuk
menghadapi sesuatu yang bukan diri Anda, maksud saya, anak kucing. Sebuah upaya
dari pihak pour-soi16 untuk--?"
"Tapi
dia memilihku!" seru Peterson, "pintunya terbuka dan hal pertama yang
kutahu adalah dia berbaring di tempat tidurku, di bawah selimut tentara. Aku
tidak ada hubungannya dengan itu!"
Pemain
piano kucing itu mengulangi senyumnya yang tidak tulus. "Ya, Tuan
Peterson, saya tahu, saya tahu. Segalanya sudah terjadi pada Anda, ini semua
konspirasi raksasa. Saya sudah mendengar ceritanya ratusan kali. Tapi anak
kucing itu ada di sini, kan? Anak kucing itu, kan?"
Peterson
menatap anak kucing itu, yang sedang menangis sejadi-jadinya seperti harimau di
piringnya yang kosong.
"Dengar,
Tuan Peterson," kata pemain piano kucing itu, "dengar!" Bilah
pisaunya yang besar melompat kembali ke gagangnya dengan bunyi twack! Dan musik
yang mengerikan itu pun dimulai.
***
Sehari
setelah musik yang mengerikan itu dimulai, tiga gadis dari California datang.
Peterson membuka pintunya dengan ragu-ragu, menanggapi dering yang
terus-menerus, dan mendapati dirinya ditatap oleh tiga gadis bercelana jin biru
dan sweter tebal, membawa koper. "Saya Sherry," kata gadis pertama,
"dan ini Ann dan ini Louise. Kami dari California dan kami butuh tempat
tinggal."
Mereka
tampak ramah dan punya tujuan tertentu. "Maaf," kata Peterson,
"saya tidak bisa?"
"Kami
tidur di mana saja," kata Sherry, sambil memandang lotengnya yang luas,
"di lantai kalau perlu. Kami pernah melakukannya sebelumnya."
Ann
dan Louise berjinjit untuk melihat lebih jelas. "Musik apa yang aneh
itu?" tanya Sherry, "kedengarannya agak aneh. Kita benar-benar tidak
akan merepotkan sama sekali, dan hanya butuh sedikit waktu sampai kita
terhubung."
"Ya,"
kata Peterson, "tapi kenapa aku?"
"Karena
Anda seorang seniman," kata Sherry tegas, "kami melihat tanda AIR17
di lantai bawah."
Peterson
mengutuk undang-undang kebakaran yang mewajibkan pemasangan tanda.
"Dengar," katanya, "Aku bahkan tidak bisa memberi makan kucing.
Aku bahkan tidak bisa menahan diri untuk minum bir. Ini bukan tempat yang cocok.
Kalian tidak akan senang di sini. Karyaku tidak autentik. Aku seniman
kecil."
"Kemalangan
alami dari kondisi kita yang fana dan lemah ini begitu menyedihkan sehingga
ketika kita mempertimbangkannya dengan saksama, tidak ada yang bisa menghibur
kita," kata Sherry. "Itu kata Pascal."
"Aku
tahu," kata Peterson lemah.
"Di
mana toiletnya?" tanya Louise. Ann melangkah ke dapur dan mulai
menyiapkan, dari perbekalan yang dikeluarkan dari ranselnya, sesuatu yang
disebut veal engagé18.
"Cium
aku," kata Sherry, "Aku butuh cinta."
Peterson
bergegas pergi ke bar di dekat rumahnya, memesan double brandy, dan
masuk ke bilik telepon. "Nona Arbor? Ini Hank Peterson. Dengar, Nona
Arbor, saya tidak bisa melakukannya. Tidak, sungguh. Saya dihukum berat hanya
karena memikirkannya. Tidak, sungguh. Anda tak bisa membayangkan apa yang
terjadi di sini. Tolong, panggil orang lain? Saya akan menganggapnya sebagai
bantuan pribadi yang luar biasa. Nona Arbor? Tolong?"
***
Kontestan
lainnya adalah seorang pemuda berpiyama putih bernama Arthur Pick, seorang
pakar karate, dan seorang pilot pesawat berseragam lengkap, Wallace E. Rice.
"Bersikaplah alami," katanya, "dan tentu saja jujur. Kami
menilai berdasarkan validitas jawaban Anda, dan tentu saja itu diukur dengan
poligraf19."
"Mengapa
memakai poligraf?" tanya pilot pesawat itu.
"Poligraf
mengukur validitas jawaban Anda," kata Nona Arbor, bibirnya memutih.
"Bagaimana kami tahu kalau Anda..."
"Berbohong?"
Wallace E. Rice menambahkan.
Para
kontestan terhubung ke mesin itu dan mesin itu terhubung ke papan skor besar
bercahaya yang tergantung di atas kepala mereka. Pembawa acara, Peterson melihatnya
tanpa rasa senang, mirip presiden dan sama sekali tidak terlihat ramah.
Acara
dimulai dari Arthur Pick. Arthur Pick berdiri dengan piyama putihnya dan
memberikan demonstrasi karate di mana dia mematahkan tiga papan pinus setebal
setengah inci hanya dengan satu tendangan kaki kirinya yang telanjang. Kemudian
dia menceritakan bagaimana dia berhasil melucuti seorang bandit, larut malam di
A&P20 tempat dia menjadi asisten manajer, dengan manuver yang
disebut ‘rip-choong’ yang di demonstrasikan kepada penyiar.
"Bagaimana?"
seru sang penyiar. "Hebat, bukan? Penonton?"
Penonton
menanggapi dengan antusias dan Arthur Pick berdiri dengan sopan dengan tangan
di belakang punggung.
"Sekarang,"
kata penyiar, "mari kita mainkan ‘Siapa Aku?’ Dan inilah pembawa acara
kalian, Bill Lemmon!"
Tidak,
dia tidak terlihat seperti presiden, pikir Peterson.
"Arthur,"
kata Bill Lemmon, "untuk dua puluh dolar? Apakah Anda mencintai ibu Anda?"
"Ya,"
kata Arthur Pick. "Ya, tentu saja."
Bel
berbunyi, papan skor menyala, dan penonton berteriak.
"Dia
bohong!" teriak penyiar, "Bohong! Bohong! Bohong!"
"Arthur,"
kata Bill Lemmon sambil melihat kartu indeksnya, "tes poligraf menunjukkan
validitas jawaban Anda... dipertanyakan. Mau coba lagi? Coba lagi?"
"Kau
gila," kata Arthur Pick. "Tentu saja aku mencintai ibuku."
Dia
merogoh saku di balik piyamanya untuk mencari sapu tangan.
"Apakah
ibu Anda menonton pertunjukan malam ini, Arthur?"
"Ya,
Bill."
"Sudah
berapa lama Anda belajar karate?"
"Dua
tahun, Bill."
"Dan
siapa yang membiayai lesnya?"
Arthur
Pick ragu-ragu. Lalu dia berkata: "Ibuku, Bill."
"Biayanya
lumayan mahal, kan, Arthur?"
"Ya,
Bill."
"Seberapa
mahal?"
"Dua
belas dolar per jam."
"Ibu
Anda tidak menghasilkan banyak uang, kan, Arthur?"
"Tidak,
Bill."
"Arthur,
apa pekerjaan ibu Anda?"
"Dia
buruh garmen, Bill. Di distrik garmen21."
"Dan
sudah berapa lama dia bekerja di sana?"
"Seumur
hidup, kurasa. Sejak ayahku meninggal."
"Dan
dia tidak menghasilkan banyak uang, katamu."
"Tidak.
Tapi dia ingin membayar lesku. Dia bersikeras."
Bill
Lemmon berkata, "Dia ingin anak laki-laki yang bisa memecahkan papan
dengan kakinya?"
Hati
Peterson berdebar kencang dan papan skor mengeja, dengan huruf putih besar yang
menyala, kata-kata NIAT BURUK.
Sang
pilot pesawat, Wallace E. Rice, diminta untuk mengungkapkan bahwa dia pernah
tertangkap, dalam penerbangan dari Omaha ke Miami, dengan seorang pramugari
duduk di pangkuannya dan mengenakan topi kaptennya, bahwa teknisi penerbangan mengambil
foto Polaroid mereka, dan bahwa dia sudah diberi pensiun paksa setelah sembilan
belas tahun mengabdi dengan setia.
"Itu
benar-benar aman," kata Wallace E. Rice, "Anda tidak mengerti, pilot
otomatis bisa menerbangkan pesawat itu lebih baik daripada saya."
Dia
lebih lanjut mengakui bahwad ia memiliki rasa gatal yang tidak tertahankan
seumur hidup terhadap pramugari, yang banyak berkaitan dengan cara jaket mereka
jatuh tepat di atas pinggul mereka, dan jaketnya sendiri dengan tiga garis emas
di lengannya menjadi gelap karena keringat hingga menjadi hitam.
Aku
salah, pikir Peterson, dunia ini absurd. Absurditas itu menghukumku karena
tidak mempercayainya. Aku membenarkan absurditas itu. Di sisi lain, absurditas
itu sendiri absurd. Sebelum pembawa acara sempat mengajukan pertanyaan pertama,
Peterson mulai berbicara. "Kemarin," kata Peterson kepada penonton
televisi, "di mesin tik di depan ruang pamer Olivetti22 di
Fifth Avenue, saya menemukan resep Sup Sepuluh Bahan yang menggunakan batu dari
kepala kodok. Dan sementara saya berdiri di sana mengagumi seorang perempuan
tua yang baik hati menempelkan stiker biru kecil bertuliskan ORANG INI ADALAH
BAGIAN DARI KONSPIRASI KOMUNIS UNTUK MENGUASAI SELURUH DUNIA di siku jas Haspel23
terbaik saya. Sesampainya di rumah, saya melewati sebuah papan bertuliskan
SEPATU PENGECUT dengan huruf sepanjang sepuluh kaki dan mendengar seorang laki-laki
menyanyikan ‘Golden Earrings24 ‘ dengan suara yang
mengerikan, dan tadi malam saya bermimpi terjadi baku tembak di rumah kami di
Meat Street dan ibu saya mendorong saya ke dalam lemari agar saya terhindar
dari tembakan."
Pembawa
acara melambaikan tangan ke arah manajer lantai untuk mematikan suara Peterson,
tapi Peterson terus berbicara. "Di dunia seperti ini," kata Peterson,
"absurd kalau boleh dibilang begitu, kemungkinan-kemungkinan tetap
bermunculan dan meningkat di sekitar kita, dan ada peluang untuk memulai
kembali. Saya seorang seniman kecil dan agen karya saya bahkan tidak akan
memajang karya saya kalau dia bisa menghindarinya, tapi kecil tetaplah kecil,
dan petir pun bisa menyambar. Jangan berdamai. Matikan televisi Anda,"
kata Peterson, "cairkan asuransi jiwa Anda, nikmati optimisme yang tidak
masuk akal. Kunjungi gadis-gadis saat senja. Mainkan gitar. Bagaimana Anda bisa
terasing tanpa terhubung terlebih dahulu? Pikirkan kembali dan ingat bagaimana
rasanya."
Seorang
laki-laki di lantai di depan Peterson melambaikan selembar karton bertuliskan
sesuatu yang mengancam, tapi Peterson mengabaikannya dan berkonsentrasi pada
kamera dengan lampu merah kecil. Lampu merah kecil itu melompat dari satu
kamera ke kamera lain, mencoba membuatnya kehilangan keseimbangan, tapi
Peterson terlalu cerdik dan mengikutinya ke mana pun dia pergi. "Ibu saya
adalah seorang perawan kerajaan," kata Peterson, "dan ayah saya
adalah hujan emas. Masa kecil saya penuh dengan suasana pedesaan, energik, dan
kaya akan pengalaman yang membentuk karakter saya. Semasa muda, saya mulia dalam
nalar, tidak terbatas dalam kemampuan, dalam bentuk yang lugas dan mengagumkan,
dan dalam pemahaman..."
Peterson
terus berbicara, dan meskipun dia, dalam arti tertentu, berbohong, dalam arti
tertentu dia tidak.
***
Kalau Anda menyukai cerpen ini, Anda mungkin juga akan menyukai cerita pendek Donald Barthelme yang lain di sini; atau cerita pendek terjemahan dari penulis yang lain di sini.
***
Catatan
kaki:
1 The World Almanac and Book of Facts:
karya referensi terbitan Amerika Serikat, sebuah almanak yang menyampaikan
informasi tentang berbagai hal seperti perubahan dunia, tragedi, dan prestasi
olahraga. Buku ini diterbitkan setiap tahun dari tahun 1868 hingga 1875, dan
setiap tahun sejak tahun 1886.
2 De trop: berlebihan
(Prancis); merasa de trop berarti merasa tidak diinginkan atau
diperlukan.
3 ChrisCrafts: perahu motor dari mahoni dan kayu jati serta kuningan
berkualitas tinggi, perahu ini terkenal karena kualitasnya dan mudah
dioperasikan. Diproduksi oleh Chris-Craft Boats, dan populer di kalangan
pesohor seperti Dean Martin, Katharine Hepburn, Frank Sinatra, dan Elvis
Presley.
4 Rheingold: merk bir Amerika.
5 Secret Service: badan penegak
hukum federal di bawah Departemen Keamanan Dalam Negeri yang bertugas melakukan
investigasi kriminal dan memberikan perlindungan kepada para pemimpin politik
Amerika, keluarga mereka, dan kepala negara atau pemerintahan yang berkunjung.
6 Hubungan Aku-Kau: teori
filsafat yang diperkenalkan oleh Martin Buber, filsuf
Austria abad ke-20. Konsep ini sering dibahas dalam konteks hubungan manusia
dan pengalaman eksistensial. Intinya, hubungan Aku–Kau adalah cara manusia
berhubungan secara tulus dengan orang lain atau dunia, mengakui mereka sebagai
subjek penuh, bukan sekadar objek.
7 Friedrich Wilhelm Nietzsche
(1844–1900): filsuf Jerman, terkenal dengan konsep nihilisme-nya dan
kata-katanya "Tuhan sudah mati" .
8 Solipsisme: teori filosofis yang
menyatakan bahwa hanya pikiran dan kesadaran diri seseorang yang bisa
dipastikan eksistensinya, sehingga pengetahuan tentang dunia luar atau
keberadaan pikiran orang lain adalah mustahil. Akar solipsisme diperkirakan
berasal dari pemikiran filsuf Yunani kuno Gorgias dan memiliki dua varian
utama: solipsisme epistemologis yang berfokus pada keterbatasan pengetahuan,
dan solipsisme metafisik yang mengklaim bahwa hanya diri sendiri yang ada.
9 Blaise Pascal (1623–1662):
matematikawan, fisikawan, penemu, filsuf, dan penulis Katolik Prancis.
10 Piano kucing: instrumen musik
hipotetis yang terdiri dari sebaris kucing yang difiksasi dengan ekor terentang
di bawah tuts keyboard sehingga mereka akan berteriak ketika tuts ditekan.
Kucing-kucing tersebut akan diatur sesuai dengan nada alami suara mereka.
11 Emil Nolde (1867–1956): pelukis
asal Jerman. Dia adalah salah satu seniman Ekspresionis pertama, anggota Die
Brücke, dan salah satu pelukis cat minyak dan cat air pertama di awal abad
ke-20 yang mengeksplorasi warna.
12 Frans van den Wyngaerde (1614–1679):
pembuat cetakan, juru gambar, dan penerbit Flemish. Salah satu penerbit cetakan terkemuka di
Antwerpen abad ke-17, dia menciptakan dan menerbitkan banyak cetakan reproduksi
untuk karya Peter Paul Rubens, Anthony van Dyck, dan seniman-seniman lain. Salah
satu karyanya adalah ilustrasi yang dikenal dengan judul "La Lecture du
Grimoire" atau "The Piano with Cats", yang
menggambarkan alat musik imajiner yang disebut "cat-piano".
13 Santo Sebastian (255 M– 288 M):
santo dan martir Kristen awal. Menurut kepercayaan tradisional, dia dibunuh
selama Penganiayaan Diokletianus terhadap orang Kristen. Awalnya dia diikat ke
tiang atau pohon dan ditembak dengan anak panah, meskipun ini tidak
membunuhnya. Menurut tradisi, dia diselamatkan dan disembuhkan oleh Irene dari
Roma, dan menjadi subjek populer dalam lukisan abad ke-17.
14 Romeo dan Juliet: tragedi karya
William Shakespeare tentang kisah cinta antara dua pemuda Italia dari keluarga
yang berseteru. Drama ini merupakan salah satu drama Shakespeare yang paling
populer semasa hidupnya dan, bersama Hamlet, merupakan salah satu drama
yang paling sering dipentaskan.
15 Holiday for Strings: komposisi
instrumental yang ditulis oleh David Rose yang terkenal karena digunakan
sebagai lagu tema untuk The Red Skelton Show selama lebih dari 20 tahun
dan sebagai lagu tema untuk acara permainan Brasil Pra Ganhar é Só Rodar o
Pião da Casa Própria (Untuk memenangkan rumah , cukup putar rodanya) yang
ditayangkan oleh SBT. Ditulis pada tahun 1942, karya ini masih diakui hingga
saat ini sebagai komposisi klasik Amerika. Senar pizzicato dan melodi yang
menggelegar memberikan suara khas pada komposisi ini.
16 Pour-soi: istilah Prancis dalam
filsafat Jean-Paul Sartre yang merujuk pada "ada untuk dirinya
sendiri", yang merupakan karakteristik kesadaran manusia (manusia sebagai
subjek). Manusia, sebagai pour-soi, adalah keberadaan yang sadar, bebas,
dinamis, dan bertanggung jawab, yang selalu dalam proses membentuk dirinya
sendiri karena "eksistensi mendahului esensi".
17 A.I.R.: singkatan dari Artist in
Residence; sebuah program di mana seorang seniman diundang oleh suatu
lembaga —seperti sekolah, museum, atau organisasi lain— untuk tinggal dan
berkarya di lingkungan tersebut selama periode tertentu. Pengaturan ini
memberikan seniman waktu dan ruang khusus untuk berfokus pada praktik kreatif
mereka, jauh dari gangguan kehidupan sehari-hari.
18 Veal
engagé: veal, daging anak sapi
(Prancis); engage, terikat (Prancis). Ini tidak mengacu ke istilah
apapun dalam dunia kuliner, cuma permainan kata dari pengarangnya saja.
19 Poligraf: alat
pendeteksi kebohongan.
20 A&P (The Great Atlantic &
Pacific Tea Company): jaringan toko kelontong Amerika yang beroperasi dari
tahun 1859 hingga 2015. Dari tahun 1915 hingga 1975, A&P adalah pengecer
kelontong terbesar di Amerika Serikat.
21 Distrik Garmen: dikenal juga
sebagai Pusat Garmen, Distrik Mode, atau Pusat Mode, sebuah kawasan yang
terletak di wilayah Manhattan di New York City. Dikenal secara historis karena
perannya dalam produksi dan manufaktur pakaian, kawasan ini mendapatkan namanya
dari padatnya penggunaan yang berkaitan dengan mode. Kawasan ini, dengan luas
kurang dari 1 mil persegi, umumnya dianggap terletak di antara Fifth Avenue dan
Ninth Avenue, dari 34th hingga 42nd Street.
22 Olivetti: produsen komputer,
tablet, telepon pintar, printer, dan produk bisnis lain seperti kalkulator dan
mesin faks asal Italia. Berkantor pusat di Ivrea, di Kota Metropolitan Turin,
perusahaan ini dimiliki oleh TIM SpA sejak tahun 2003.
23 Haspel: sejenis kain
wol ringan yang populer di Amerika Serikat, khususnya untuk setelan bisnis atau
jas formal.
24 Golden Earrings: lagu tema untuk film berjudul sama dengan melodi oleh Victor Young dan lirik oleh Ray Evans dan Jay Livingston, dinyanyikan dalam film oleh Murvyn Vye.

Comments
Post a Comment