Atum Menciptakan Para Dewa (Mitologi Mesir)
Atum
berkata, “Aku sendirian dengan Nun dalam keletihan, dan tidak bisa menemukan
tempat untuk berdiri atau duduk, karena Heliopolis belum didirikan agar aku
bisa tinggal di dalamnya, dan singgasanaku belum disusun agar aku bisa duduk di
atasnya.”
Atum lalu menggenggam falusnya untuk membangkitkan hasrat dalam dirinya lalu menciptakan Shu, dewa udara. Lalu Atum meludah untuk menciptakan Tefnut, dewi kelembapan. Atum melingkarkan kedua lengannya di sekitar mereka, seperti simbol ka, agar jiwa ilahi Atum hadir di dalam diri mereka.
Lalu
mereka menempatkan persembahan di antara mereka, lalu mereka menempatkan
persembahan di antara para dewa di Rawa Persembahan. Mereka mengucapkan mantra empat
kali: “Persembahan, naiklah ke surga; persembahan, turunlah ke bumi; untuk
kehidupan abadi.”
Atum
berkata, “Tefnut adalah putriku yang hidup, ‘Kebenaran’ adalah namanya, dan dia
akan tinggal bersama saudara laki-lakinya Shu, ‘Yang Hidup’ adalah namanya. Aku
tinggal dengan kedua anakku yang masih muda, aku berada di tengah-tengah
mereka, dan aku berbaring dan tinggal bersama putriku, Ma’at. Keduanya
mengikuti tubuhku, satu di dalam aku dan satu di belakangku, aku berdiri di
hadapan mereka berdua, lengan mereka merangkulku.”
Nun
berkata kepada Atum, “Ciumlah putrimu Ma'at, dekatkan dia di hidungmu, agar
hatimu hidup, karena dia tidak akan jauh darimu. Ma'at adalah putrimu dan Shu
yang namanya hidup adalah putramu. Makanlah dari putrimu Ma'at, sementara
putramu Shu akan membangkitkanmu.”
Tapi Atum
berkata, “Aku sendirian dengan Nun dalam keletihan, dan tidak bisa menemukan
tempat untuk berdiri atau duduk, karena Heliopolis belum didirikan agar aku
bisa tinggal di dalamnya, dan singgasanaku belum disusun agar aku bisa duduk di
atasnya, dan Nut belum diciptakan agar dia berada di atasku.”
Shu
berkata, “Akulah Shu yang diciptakan oleh Atum, dan pakaianku adalah udara
kehidupan. Akulah yang membuat langit menjadi terang setelah gelap, warnaku
yang menyenangkan adalah udara yang keluar dari mulut Atum, dan awan badai di
langit adalah aliranku, hujan es dan kegelapan adalah keringatku. Panjang
langit adalah langkahku, lebar bumi adalah tempat tinggalku. Akulah Kekekalan,
yang melahirkan para dewa Ennead, diciptakan dari ludah Atum yang keluar dari
tubuhnya ketika dia menggunakan tangannya.”
Lalu Shu
dan Tefnut bersama-sama mereka menciptakan Nut, dewi langit, dan Geb, dewa
bumi. Nut dan Geb berbaring dan berpelukan erat satu sama lain lalu mereka
melahirkan Osiris, Seth, Isis, dan Nephthys. Atum lalu memerintahkan Shu untuk
memisahkan Nut dan Geb. Maka Shu memisahkan Nut dan Geb, satu di atas dan satu
di bawah, lalu Shu menopang Nut di atas Geb.
Atum
berkata, “Aku sendirian dengan Nun dalam keletihan, dan para dewa-dewa Ennead
tak berdaya, tapi Geb telah mengangkat hatiku, dia memelihara hatiku, dia
mengumpulkan anggota-anggota tubuhku yang sangat lelah.”
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi dari Mesir ini, Anda mungkin ingin membaca membaca kisah mitologi lain dari Babilonia di sini.
***

Comments
Post a Comment