Theogony – 5. Zeus Dan Promotheus (Mitologi Yunani)
Tapi Menoetius terlalu
liar, dan Zeus yang melihat jauh ke depan menghantamnya dengan petir yang
mengerikan dan mengirimnya ke Erebus karena kegilaan dan kesombongannya yang
berlebihan. Sementara Atlas diberi beban yang sangat berat, menyangga langit
luas dengan kepala dan lengannya yang tidak lelah, berdiri di perbatasan bumi
di hadapan para Hesperides yang bersuara jernih; karena itulah tugas yang
diberikan Zeus yang sangat bijaksana kepadanya.
Lalu Prometheus
yang cerdik oleh Zeus diikat dengan belenggu yang tidak bisa dilepaskan, rantai
yang kejam, dan menancapkan pasak di tubuhnya, lalu di atasnya seekor elang
bersayap panjang memakan hatinya yang abadi; tapi pada malam hari, hati itu
tumbuh lagi sebanyak yang burung bersayap panjang itu lahap di siang hari.
Burung itu, oleh Heracles,
anak yang gagah berani dari Alcmene yang bertubuh indah, dibunuh; dan
membebaskan putra Iapetus itu dari hukuman yang kejam, dan membebaskannya dari
penderitaannya –dan itu bukan tanpa kehendak pemimpin Olympus Zeus yang
memerintah di tempat tinggi, agar kemuliaan Herakles yang lahir di Thebes bisa
lebih besar dari sebelumnya di atas bumi yang subur. Dia mempertimbangkan hal itu,
dan menghormati putranya yang terkenal; Meskipun dia pernah murka, Zeus menghentikan
amarahnya sebelumnya karena Prometheus berusaha menandingi kecerdikan putra Kronos
yang mahakuasa.
Karena ketika para
dewa dan manusia berselisih di Mecone, Prometheus maju ke depan untuk memotong
seekor lembu jantan besar dan menyiapkan bagian-bagiannya di hadapan mereka, dan
mencoba menipu pikiran Zeus. Sebelum istirahat dia meletakkan daging dan bagian
dalam yang tebal dengan lemak di kulit, menutupi mereka dengan perut lembu; tapi
untuk Zeus dia meletakkan tulang-tulang putih yang dihiasi dengan licik,
ditutupi dengan lemak yang mengkilap.
Kemudian ayah manusia dan para dewa itu berkata kepadanya, “Putra Iapetus, yang paling mulia dari semua penguasa, tuan yang baik, betapa tidak adilnya kau membagi bagian kurban itu!”
Demikian kata Zeus
yang kebijaksanaannya abadi, menegurnya. Tapi Prometheus yang cerdik
menjawabnya, tersenyum lembut dan tidak melupakan tipuan liciknya, “Zeus, dewa
yang paling mulia dan paling agung di antara semua dewa, ambillah bagian mana
pun dari bagian-bagian ini yang hatimu inginkan.”
Begitulah dia
berkata, sambil menyembunyikan tipu dayanya. Tapi Zeus, yang kebijaksanaannya
abadi, melihat dan menyadari tipuannya, dan di dalam hatinya dia memikirkan hukuman
kepada manusia yang juga harus diberikannya. Dengan kedua tangannya dia
mengambil lemak putih dan marah di dalam hatinya, dan murka datang ke dalam jiwanya
ketika dia melihat tulang sapi putih yang dengan licik dihias untuk menipunya;
dan karena itulah manusia di bumi kemudian membakar tulang putih kepada para
dewa yang tidak bisa mati di atas altar yang harum sebagai kurban.
Tapi Zeus yang
menggerakkan awan sangat kesal dan berkata kepadanya, “Putra Iapetus, yang
paling cerdik di antara semuanya! Jadi, tuan, kau belum melupakan tipu dayamu
yang licik!”
Demikianlah Zeus yang
kebijaksanaannya abadi, berkata dalam amarahnya.
Sejak saat itu dia
selalu memperhatikan tipu daya Promotheus, dan tidak memberikan kekuatan api
yang tidak pernah padam kepada manusia yang hidup di bumi. Tapi putra mulia
Iapetus itu kembali menipunya dan mencuri kilauan api yang tidak pernah padam itu
di batang adas berlubang. Dan Zeus yang bergemuruh di tempat yang tinggi merasa
tersengat, dan hatinya menjadi marah ketika dia melihat di kejauhan di antara
manusia sinar api yang kembali menyala.
Lalu dia menciptakan
hal yang jahat bagi manusia sebagai harga dari api itu; dan Hephaestus, dewa berkaki
pincang yang sangat terkenal, membuat seorang gadis pemalu, Pandora, dari tanah
seperti yang dikehendaki putra Kronos. Lalu dewi Athena yang bermata cerah
mengikatkan ikat pinggang dan membungkusnya dengan pakaian keperakan, dan di
kepalanya dia membentangkan kerudung bersulam dengan tangannya, sebuah
keajaiban untuk dilihat; dan dia, Pallas Athena, mengenakan karangan bunga yang
indah di kepalanya, bunga-bunga yang baru tumbuh.
Dia juga
mengenakan mahkota emas di atas kepalanya yang dibuat sendiri oleh Hephaestus,
dewa berkaki pincang yang sangat terkenal, yang dikerjakan dengan tangannya
sendiri sebagai persembahan untuk Zeus, ayahnya. Di atas mahkota itu ada banyak
ukiran yang menakjubkan, indah untuk dilihat; sekian banyak makhluk yang hidup
di darat dan laut. Dia menempatkan sebagian besar di atas mahkota itu, hal-hal
yang indah, seperti makhluk yang benar-benar hidup dan bisa mengeluarkan suara:
dan keindahan yang luar biasa bersinar darinya.
Tapi ketika dia sudah
menciptakan kejahatan yang indah itu sebagai harga untuk anugerah api itu, Zeus
membawanya keluar --merasa senang dengan perhiasan yang diberikan oleh Athena, putrinya
yang bermata cerah dari seorang ayah yang perkasa, kepada gadis itu-- ke tempat
para dewa dan manusia berada. Dan rasa takjub menguasai para dewa yang tidak
bisa mati dan manusia ketika mereka melihat makhluk ciptaan yang merupakan tipu
daya belaka itu, yang tidak mungkin bisa ditolak oleh manusia.
Karena dari dialah berasal segala jenis perempuan: dari dialah bangsa perempuan yang mematikan yang hidup di antara manusia dan menjadi masalah besar bagi mereka, bukan penolong dalam kemiskinan yang penuh kebencian, tapi teman hanya dalam keadaan kaya.
Dan seperti di
sarang beratapkan jerami, lebah memberi makan ratunya yang sifat alaminya adalah
membuat masalah --pada siang hari dan sepanjang hari sampai matahari terbenam
lebah-lebah sibuk bekerja dan membangun sarang, sementara sang ratu tinggal di
rumah dalam sarang yang tertutup dan memakan hasil jerih payah orang lain ke
dalam perut mereka sendiri-- begitulan Zeus yang bergemuruh di atas menciptakan
perempuan sebagai kesusahan bagi manusia, dengan sifatnya yang jahat.
Lalu dia memberi
mereka kejahatan kedua sebagai harga untuk anugerah yang sudah mereka miliki:
siapa pun yang menghindari pernikahan dan kesedihan yang ditimbulkan oleh
perempuan, tidak menikah, mereka akan mencapai usia tua yang mematikan tanpa
ada yang merawat, dan meskipun mereka tidak kekurangan harta selama hidupnya, tapi
ketika mereka meninggal, keluarganya akan membagi harta miliknya di antara
mereka.
Dan untuk manusia
yang memilih untuk melakukan perkawinan dan mengambil seorang istri yang
baik yang sesuai dengan pikirannya, kejahatan akan terus-menerus bertarung melawan
kebaikan; dan untuk manusia yang mengambil seorang istri yang jahat, hidupnya akan
selalu diliputi dengan kesedihan yang tidak ada hentinya di dalam jiwa dan
hatinya; dan kejahatan ini tidak bisa disembuhkan.
Jadi tidak mungkin
untuk menipu atau melampaui kehendak Zeus; karena bahkan putra Iapetus,
Prometheus yang baik hati, tidak luput dari amarahnya yang besar, dan dia harus
dibelenggu dengan ikatan yang kuat, meskipun dia tahu banyak tipu muslihat.
***
Kalau Anda kebetulan 'tersesat' di sini, Anda mungkin ingin membaca kisah penciptaan dan silsilah para dewa Yunani ini dari awal di sini; atau membaca kelanjutannya di sini.
***
Sumber:
1. The Theogony of
Hesiod ~ Hugh G. Evelyn-White.

Comments
Post a Comment