Inanna Turun Ke Dunia Bawah (Mitologi Sumeria)
Dia
meninggalkan jabatan en, meninggalkan jabatan lagar, dan turun ke
dunia bawah. Dia meninggalkan Eanna di Uruk, dan turun ke dunia bawah. Ia
meninggalkan E-muš-kalama di Bad-tibira, dan turun ke dunia bawah. Dia
meninggalkan Giguna di Zabalam, dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan Esara
di Adab, dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan Barag-dur-ĝara di Nibru,
dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan E-Ḫursaĝ-kalama di Kiš, dan turun ke
dunia bawah. Dia meninggalkan Eulmas di Akkad, dan turun ke dunia bawah. Dia
meninggalkan Ibgal di Umma, dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan Edilmuna
di Urim, dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan Amaš-e-kug di Kisiga, dan
turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan Eesdamkug di Ĝirsu, dan turun ke dunia
bawah. Dia meninggalkan Esegmesedu di Isin, dan turun ke dunia bawah. Dia
meninggalkan Anzagar di Akhšak, dan turun ke dunia bawah. Dia meninggalkan
Niĝin-ĝar-kug di Shuruppak, dan turun ke dunia
bawah. Dia meninggalkan Esaghula di Kazallu, dan turun ke dunia bawah.
Dia
mengambil tujuh kekuatan ilahi dan mengumpulkan kekuatan ilahi itu lalu
menggenggamnya di tangannya. Dengan kekuatan ilahi yang hebat, dia melanjutkan
perjalanannya. Dia mengenakan sorban, pelindung kepala di daerah terbuka, di
kepalanya. Dia mengenakan wig di dahinya. Dia menggantungkan manik-manik lapis
lazuli kecil di lehernya.
Dia
meletakkan manik-manik kembar berbentuk telur di dadanya. Dia menutupi tubuhnya
dengan gaun pala, pakaian perempuan bangsawan. Dia membubuhkan maskara
yang disebut ‘biar laki-laki datang, biar dia datang, di matanya. Dia
mengenakan liontin yang disebut ‘mari, laki-laki, datanglah’ di atas dadanya.
Dia meletakkan cincin emas di tangannya. Dia memegang tongkat pengukur lapis
lazuli dan tali pengukur di tangannya.
Inanna
lalu melakukan perjalanan menuju dunia bawah. Menterinya, Ninšhubur, mengikuti
di belakangnya. Inanna yang suci berkata kepada Ninshubur, "Datanglah,
menteriku yang setia dari Eanna, menteriku yang mengucapkan kata-kata yang
baik, pendampingku yang mengucapkan kata-kata yang bisa dipercaya. Aku akan
memberimu perintah, perintahku harus diikuti, aku akan mengatakan sesuatu
kepadamu, kata-kataku harus dipatuhi."
"Hari
ini aku akan turun ke dunia bawah. Saat aku tiba di dunia bawah, sampaikan
ratapan untukku di gundukan reruntuhan. Pukullah genderang untukku di tempat
suci. Berkelilinglah di rumah-rumah para dewa untukku. Koyaklah matamu untukku,
koyaklah hidungmu untukku. Koyaklah telingamu untukku, di depan umum. Saat
sendiri, koyaklah pantatmu untukku. Seperti orang miskin, kenakan satu pakaian
dan melangkahlah sendirian di Ekur, rumah Enlil."
"Ketika
kau sudah memasuki Ekur, rumah Enlil, merataplah di hadapan Enlil, "Enlil,
jangan biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah. Jangan biarkan logam
muliamu dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan biarkan lapis
lazulimu yang berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu. Jangan biarkan
kayu boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan biarkan nona
muda Inanna terbunuh di dunia bawah."
"Kalau
Enlil tidak membantumu dalam masalah ini, pergilah ke Urim. Di Emudkura di
Urim, saat kau memasuki Ekisnugal, rumah Nanna, merataplah di hadapan Nanna,
"Nanna, jangan biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah. Jangan
biarkan logam muliamu dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan biarkan
lapis lazulimu yang berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu. Jangan
biarkan kayu boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan biarkan
nona muda Inanna terbunuh di dunia bawah."
"Dan
kalau Nanna tidak membantumu dalam masalah ini, pergilah ke Eridu. Di Eridu,
saat kau memasuki rumah Enki, merataplah di hadapan Enki, "Enki, jangan
biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah. Jangan biarkan logam muliamu
dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan biarkan lapis lazulimu yang
berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu. Jangan biarkan kayu
boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan biarkan nona muda
Inanna terbunuh di dunia bawah."
"Enki,
penguasa kebijaksanaan agung, tahu tentang tanaman pemberi kehidupan dan air
pemberi kehidupan. Dialah yang akan menghidupkanku kembali."
Ketika
Inanna melanjutkan perjalanan menuju dunia bawah, menterinya Ninshubur
mengikutinya. Dia berkata kepada menterinya Ninshubur, "Pergilah sekarang,
Ninshubur, dan perhatikan. Jangan abaikan perintah yang kuberikan
kepadamu."
Ketika
Inanna tiba di istana Ganzer, dia mendorong pintu dunia bawah dengan keras. Dia
berteriak nyaring ke gerbang dunia bawah, "Buka, penjaga pintu, buka.
Buka, Neti, buka. Aku sendirian dan aku ingin masuk."
Neti,
kepala penjaga pintu dunia bawah, menjawab Inanna yang suci, "Siapa
kau?"
"Aku
Inanna dari timur."
"Kalau
kau Inanna dari timur, kenapa kau pergi ke Kur, ke negeri yang tidak ada jalan
kembali? Bagaimana kau bisa menaruh hatimu pada jalan yang tidak pernah
kembali?"
Inanna
yang suci menjawabnya, "Karena Gugalanna, suami dari kakak perempuanku, Ereshkigal
yang agung, sudah meninggal, agar upacara pemakamannya terlaksana, dia
mempersembahkan persembahan yang berlimpah pada upacara pemakamannya -- itulah
alasannya."
Neti,
kepala penjaga pintu dunia bawah, menjawab Inanna yang suci, "Tinggallah
di sini, Inanna. Aku akan berbicara dengan majikanku. Aku akan berbicara dengan
majikanku Ereshkigal dan mengatakan kepadanya apa yang sudah kau katakan."
Neti,
kepala penjaga pintu dunia bawah, memasuki rumah majikannya Ereshkigal dan
berkata, "Nyonya, ada seorang gadis sendirian di luar. Dia Inanna, adikmu,
dan dia sudah tiba di istana Ganzer. Dia mendorong pintu dunia bawah dengan
keras. Dia berteriak nyaring di gerbang dunia bawah. Dia sudah meninggalkan Eanna
dan turun ke dunia bawah."
"Dia
sudah mengambil tujuh kekuatan ilahi dan mengumpulkan kekuatan ilahi itu lalu
menggenggamnya di tangannya. Dia sudah menempuh perjalanannya dengan semua
kekuatan ilahi yang hebat. Dia sudah mengenakan sorban, pelindung kepala di
daerah terbuka, di kepalanya. Dia sudah mengenakan wig di dahinya. Dia sudah
menggantungkan manik-manik lapis lazuli kecil di lehernya."
"Dia
sudah meletakkan manik-manik kembar berbentuk telur di dadanya. Dia sudah
menutupi tubuhnya dengan gaun pala, pakaian perempuan bangsawan. Dia
sudah membubuhkan maskara yang disebut ‘biar laki-laki datang, biar dia datang,
di matanya. Dia sudah mengenakan liontin yang disebut ‘mari, laki-laki,
datanglah’ di atas dadanya. Dia sudah menaruh cincin emas di tangannya. Dia
sudah memegang tongkat pengukur lapis-lazuli dan tali pengukur di
tangannya."
Ketika
mendengar ini, Ereshkigal menepuk sisi pahanya. Dia menggigit bibirnya dan
mencamkan kata-kata itu dalam hatinya. Dia berkata kepada Neti, kepala penjaga
pintunya, "Neti, kepala penjaga pintu dunia bawah, jangan abaikan perintah
yang akan kuberikan kepadamu. Kuncilah tujuh gerbang dunia bawah. Lalu bukalah
setiap pintu istana Ganzer secara terpisah. Adapun dia, sesudah dia masuk, dan
berjongkok serta pakaiannya dilepas, pakaiannya akan dibawa pergi."
Neti,
kepala penjaga pintu dunia bawah, memperhatikan perintah majikannya. Dia
mengunci tujuh gerbang dunia bawah. Kemudian dia membuka setiap pintu istana
Ganzer secara terpisah. Dia berkata kepada Inanna yang suci, "Mari,
Inanna, masuklah."
Dan
ketika Inanna masuk, ketika dia memasuki gerbang pertama, sorban, pelindung
kepala di daerah terbuka, terlepas dari kepalanya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang kedua, manik-manik lapis lazuli kecil terlepas dari
lehernya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang ketiga, manik-manik berbentuk telur kembar terlepas dari
dadanya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang keempat, liontin yang disebut ‘mari, laki-laki, datanglah’
terlepas dari dadanya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang kelima, cincin emas terlepas dari tangannya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang keenam, tongkat pengukur dan tali pengukur lapis lazuli
terlepas dari tangannya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Ketika
dia memasuki gerbang ketujuh, gaun pala, pakaian perempuan bangsawan,
dilepaskan dari tubuhnya.
"Apa
ini?"
"Diamlah,
Inanna, kekuatan ilahi dari dunia bawah sudah terpenuhi. Inanna, kau tidak
boleh membuka mulutmu terhadap ritual dunia bawah."
Sesudah
dia berjongkok dan pakaiannya dilepas, pakaiannya dibawa pergi. Kemudian dia
membuat saudarinya Ereshkigal bangkit dari singgasananya, dan sebagai gantinya
dia duduk di singgasananya. Para Anunna, tujuh hakim, memberikan keputusan
mereka terhadapnya. Mereka menatapnya -- itu adalah tatapan kematian. Mereka
berbicara kepadanya -- itu adalah ucapan kemarahan. Mereka berteriak padanya --
itu adalah teriakan rasa bersalah yang berat. Namtar mendatangi Inanna dan
melaksanakan hukuman terhadap Inanna. Perempuan yang menderita itu berubah
menjadi mayat. Dan mayatnya digantung di sebuah kait.
Sesudah
tiga hari tiga malam berlalu, menterinya Ninshubur, menterinya yang berbicara
dengan kata-kata yang baik, pengawalnya yang berbicara dengan kata-kata yang
bisa dipercaya, melaksanakan perintah majikannya, dia tidak melupakan
perintahnya, dia tidak mengabaikan perintahnya.
Dia
meratap untuknya di gundukan reruntuhan. Dia menabuh genderang untuknya di
tempat-tempat suci. Dia berkeliling di rumah-rumah para dewa untuknya. Dia
mengoyak matanya untuknya, dia mengoyak hidungnya. Dia mengoyak telinganya
untuknya, di depan umum. Ketika sendiri, dia mengoyak pantatnya untuknya.
Seperti orang miskin, dia mengenakan satu pakaian, dan sendirian dia
menginjakkan kakinya di Ekur, rumah Enlil.
Ketika
dia memasuki Ekur, rumah Enlil, dia meratap di hadapan Enlil, "Enlil,
jangan biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah. Jangan biarkan logam
muliamu dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan biarkan lapis
lazulimu yang berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu. Jangan biarkan
kayu boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan biarkan nona
muda Inanna terbunuh di dunia bawah."
Dalam
kemarahannya, Enlil menjawab Ninshubur, "Putriku mendambakan surga yang
agung dan dia juga mendambakan dunia bawah yang agung. Inanna mendambakan surga
yang agung dan dia juga mendambakan dunia bawah yang agung. Kekuatan ilahi dari
dunia bawah adalah kekuatan ilahi yang tidak boleh didambakan, karena siapa pun
yang mendapatkannya harus tetap berada di dunia bawah. Siapa, sesudah sampai di
tempat itu, bisa berharap untuk naik lagi?"
Karena
itu, Enlil tidak membantu dalam masalah ini, jadi dia pergi ke Urim. Di Emudkura
di Urim, ketika dia memasuki Ekisnugal, rumah Nanna, dia meratap di hadapan
Nanna, "Nanna, jangan biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah.
Jangan biarkan logam muliamu dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan
biarkan lapis lazulimu yang berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu.
Jangan biarkan kayu boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan
biarkan nona muda Inanna terbunuh di dunia bawah."
Dalam
kemarahannya, Ayah Nanna menjawab Ninshubur, "Putriku mendambakan surga
yang agung dan dia juga mendambakan dunia bawah yang agung. Inanna mendambakan
surga yang agung dan dia juga mendambakan dunia bawah yang agung. Kekuatan
ilahi dari dunia bawah adalah kekuatan ilahi yang tidak boleh didambakan,
karena siapa pun yang mendapatkannya harus tetap berada di dunia bawah. Siapa,
sesudah sampai di tempat itu, bisa berharap untuk naik lagi?"
Karena
itu, Nanna tidak membantunya dalam masalah ini, jadi dia pergi ke Eridu. Di
Eridu, ketika dia memasuki rumah Enki, dia meratap di hadapan Enki, "Enki,
jangan biarkan siapa pun membunuh putrimu di dunia bawah. Jangan biarkan logam
muliamu dicampur dengan tanah dunia bawah di sana. Jangan biarkan lapis
lazulimu yang berharga terbelah di sana dengan batu tukang batu. Jangan biarkan
kayu boxwoodmu ditebang di sana dengan kayu tukang kayu. Jangan biarkan nona
muda Inanna terbunuh di dunia bawah."
Enki
menjawab Ninshubur, "Apa yang sudah dilakukan putriku? Dia membuatku
khawatir. Apa yang sudah dilakukan penguasa surga? Dia membuatku khawatir. Apa
yang sudah dilakukan Inanna? Dia membuatku khawatir." Demikianlah Ayah Enki
membantunya dalam hal ini. Dia menyingkirkan sedikit tanah dari ujung kukunya
dan menciptakan kur-ĝara. Dia menyingkirkan sedikit tanah dari ujung
kukunya yang lain dan menciptakan gala-tura. Kepada kur-ĝara dia
memberikan tanaman pemberi kehidupan. Kepada gala-tura dia memberikan
air pemberi kehidupan.
Kemudian Enki
berbicara kepada gala-tura dan kur-ĝara, “Salah satu dari kalian
harus menaburkan tanaman pemberi kehidupan di atasnya, dan yang lainnya air
pemberi kehidupan. Pergi dan arahkan langkahmu ke dunia bawah. Terbanglah
melewati pintunya seperti lalat. Menyelinaplah melalui pintu yang berputar itu
seperti hantu. Ibu yang melahirkan, Ereshkigal, karena anak-anaknya, terbaring
di sana. Bahunya yang suci tidak ditutupi oleh kain linen. Payudaranya tidak
penuh seperti bejana šagan. Kukunya seperti beliung di atasnya. Rambut
di kepalanya digulung seperti daun bawang."
"Ketika
dia berkata, ‘Oh hatiku’, kau harus berkata, ‘Kau gelisah, Nyonya, oh hatimu’.
Ketika dia berkata, ‘Oh tubuhku’, kau harus berkata, ‘Kau gelisah, Nyonya, oh
tubuhmu’. Dia kemudian akan bertanya, ‘Siapakah kau? Aku berbicara kepadamu
dari hatiku ke hatimu, dari tubuhku ke tubuhmu -- kalau kau adalah dewa,
biarkan aku berbicara denganmu, kalau kau adalah manusia, semoga takdir
ditetapkan untukmu.’ Buatlah dia bersumpah demi langit dan bumi.”
"Mereka
akan menawarkanmu sungai beserta airnya -- jangan terima. Mereka akan
menawarkanmu ladang beserta gandumnya -- jangan terima. Tapi katakan padanya,
‘Berikan kami mayat yang tergantung di kait.’ Dia akan menjawab, ‘Itu mayat
ratumu.’ Katakan padanya, ‘Benar itu mayat ratu kami, berikan kepada kami.’ Dia
akan memberimu mayat yang tergantung di kait. Salah satu dari kalian harus
menaburkan tanaman pemberi kehidupan di atasnya dan yang lain air pemberi
kehidupan. Maka, Inanna akan bangkit."
Gala-tura dan kur-ĝara memperhatikan
perintah Enki. Mereka terbang melewati pintu seperti lalat. Mereka menyelinap
melalui pintu yang berputar seperti hantu. Ibu yang melahirkan, Ereshkigal,
karena anak-anaknya, terbaring di sana. Bahunya yang suci tidak ditutupi kain linen.
Payudaranya tidak penuh seperti bejana šagan. Kukunya seperti beliung di
atasnya. Rambut di kepalanya digulung seperti daun bawang.
Ketika
dia berkata, "Oh hatiku", mereka berkata kepadanya, "Kau
gelisah, Nyonya, oh hatimu". Ketika dia berkata, "Oh tubuhku",
mereka berkata kepadanya, "Kau gelisah, Nyonya, oh tubuhmu". Kemudian
dia bertanya, "Siapakah kau? Aku berbicara kepadamu dari hatiku ke hatimu,
dari tubuhku ke tubuhmu -- kalau kau adalah dewa, biarkan aku berbicara
denganmu, kalau kau adalah manusia, semoga takdir ditetapkan untukmu."
Mereka membuatnya bersumpah demi langit dan bumi.
Mereka
ditawari sungai beserta airnya -- mereka tidak menerimanya. Mereka ditawari
ladang beserta gandumnya -- mereka tidak menerimanya. Mereka berkata kepadanya,
"Berikan kami mayat yang tergantung di kait."
Ereshkigal
yang suci menjawab gala-tura dan kur-ĝara, "Mayat itu adalah
mayat ratu kalian." Mereka berkata kepadanya, "Benar itu mayat ratu
kami, berikan kepada kami." Mereka diberi mayat yang tergantung di kait.
Salah satu dari mereka menaburkan tanaman pemberi kehidupan ke atasnya dan yang
lainnya air pemberi kehidupan. Dan dengan demikian Inanna bangkit.
Ereshkigal
berkata kepada gala-tura dan kur-ĝara, "Bawa ratu kalian,
singkirkan dia dari hadapanku sebelum aku menyesali keputusanku."
Inanna,
atas perintah Enki, hendak naik dari dunia bawah. Tapi saat Inanna hendak naik
dari dunia bawah, para Anunna menangkapnya, "Siapa yang pernah naik dari
dunia bawah, sudah naik tanpa cedera dari dunia bawah? Kalau Inanna ingin naik
dari dunia bawah, biarkan dia menyediakan pengganti untuk dirinya."
Maka
ketika Inanna meninggalkan dunia bawah, orang yang ada di depannya, meskipun
bukan seorang menteri, memegang tongkat kerajaan di tangannya, orang yang ada
di belakangnya, meskipun bukan seorang pengawal, membawa gada di pinggangnya,
sementara iblis-iblis kecil, seperti kandang alang-alang, dan iblis-iblis
besar, seperti pagar alang-alang, menahannya di semua sisi.
Mereka
yang menemani Inanna, tidak membutuhkan makanan, tidak membutuhkan minuman,
tidak makan tepung persembahan dan tidak minum minuman keras. Mereka tidak
menerima hadiah yang menyenangkan. Mereka tidak pernah menikmati kenikmatan
pelukan suami istri, tidak pernah punya anak manis untuk dicium. Mereka
merenggut istri dari pelukan laki-laki. Mereka merenggut anak laki-laki dari
pangkuan seorang ayahnya. Mereka membuat pengantin perempuan meninggalkan rumah
ayah mertuanya. Mereka merenggut istri dari pelukan suaminya. Mereka merenggut
anak yang tergantung di dada ibu susunya. Mereka tidak menghancurkan bawang
putih pahit. Mereka tidak makan ikan, mereka tidak makan daun bawang. Merekalah
yang menemani Inanna.
Sesudah
Inanna bangkit dari dunia bawah, Ninshubur menjatuhkan diri di depan pintu
Ganzer. Dia duduk di atas tanah dan mengenakan pakaian kotor. Para iblis
berkata kepada Inanna yang suci, "Inanna, pergilah ke kotamu, kami akan
membawanya kembali."
Inanna
yang suci menjawab para iblis, "Ini adalah menteriku yang pandai
berkata-kata, pengawalku yang pandai berkata-kata. Dia tidak melupakan
perintahku. Dia tidak mengabaikan perintah yang kuberikan padanya. Dia meratap
untukku di gundukan reruntuhan. Dia menabuh genderang untukku di tempat-tempat
suci. Dia berkeliling di rumah-rumah para dewa untukku. Dia mengoyak matanya
untukku, mengoyak hidungnya untukku. Dia mengoyak telinganya untukku di depan
umum. Ketika sendiri, dia mengoyak pantatnya untukku. Seperti orang miskin, dia
mengenakan satu pakaian."
"Sendirian
dia mengarahkan langkahnya ke Ekur, ke rumah Enlil, dan ke Urim, ke rumah
Nanna, dan ke Eridu, ke rumah Enki. Dia meratap di hadapan Enki. Dia
menghidupkanku kembali. Bagaimana aku bisa menyerahkannya kepadamu? Mari kita
lanjutkan ke Šeg-kuršaga di Umma."
Di
Šeg-kuršaga di Umma, Shara, di kotanya sendiri, menjatuhkan diri di kaki
perempuan itu. Dia duduk di atas tanah dan mengenakan pakaian yang kotor. Para
iblis berkata kepada Inanna yang suci, "Inanna, pergilah ke kotamu, kami
akan membawanya kembali."
Inanna
yang suci menjawab para iblis, "Shara adalah penyanyi, periasku, dan
penata rambutku. Bagaimana mungkin aku menyerahkannya kepadamu? Mari kita
lanjutkan ke E-muš-kalama di Bad-tibira."
Di
E-muš-kalama di Bad-tibira, Lulal, di kotanya sendiri, menjatuhkan diri di kaki
perempuan itu. Dia duduk di atas debu dan mengenakan pakaian kotor. Para iblis
berkata kepada Inanna yang suci, "Inanna, pergilah ke kotamu, kami akan
membawanya kembali."
Inanna
yang suci menjawab para iblis, "Lulal yang agung mengikutiku di sebelah
kanan dan kiriku. Bagaimana mungkin aku menyerahkannya kepadamu? Mari kita
lanjutkan ke pohon apel besar di dataran Kullaba."
Mereka mengikutinya ke pohon apel besar di dataran Kullaba. Di sana ada Dumuzid yang mengenakan pakaian yang indah dan duduk dengan anggun di atas singgasananya. Jelas bahwa dia tidak berduka atas kehilangan istrinya, Inanna.Para iblis mencengkeram pahanya di sana. Ketujuh iblis itu menuangkan susu dari alat pengocoknya. Ketujuh iblis itu menggelengkan kepala. Mereka tidak mengizinkan penggembala itu memainkan seruling dan terompet di hadapannya.
Inanna
menatapnya, itu adalah tatapan kematian. Dia berbicara kepadanya, itu adalah
ucapan kemarahan. Dia berteriak kepadanya, itu adalah teriakan rasa bersalah
yang berat, "Berapa lama lagi? Bawa dia pergi." Inanna yang suci
menyerahkan Dumuzid sang gembala ke tangan mereka.
Mereka
yang menemani Dumuzid, tidak membutuhkan makanan, tidak membutuhkan minuman,
tidak makan tepung persembahan dan tidak minum minuman keras. Mereka tidak
menerima hadiah yang menyenangkan. Mereka tidak pernah menikmati kenikmatan
pelukan suami istri, tidak pernah punya anak manis untuk dicium. Mereka
merenggut istri dari pelukan laki-laki. Mereka merenggut anak laki-laki dari
pangkuan seorang ayahnya. Mereka membuat pengantin perempuan meninggalkan rumah
ayah mertuanya.
Dumuzid
meratap dan menangis. Laki-laki itu mengangkat tangannya ke langit, kepada Utu,
"Utu, kau adalah saudara iparku. Aku adalah saudaramu melalui pernikahan.
Aku membawa mentega ke rumah ibumu. Aku membawa susu ke rumah Ningal. Ubahlah
tanganku menjadi tangan ular dan ubahlah kakiku menjadi kaki ular, agar aku
bisa terbebas dari iblis-iblis ini, jangan biarkan mereka menguasaiku."
Utu
menahan air matanya. Iblis-iblis Dumuzid tidak bisa menguasainya. Utu mengubah
tangan Dumuzid menjadi tangan ular. Dia mengubah kakinya menjadi kaki ular.
Dumuzid lolos dari iblis-iblis itu.
Inanna
yang suci menangis tersedu-sedu karena suaminya. Dia mencabut rambutnya seperti
rumput esparto. "Hai istri-istri yang berbaring dalam pelukan
lelaki-lelakimu, di mana suamiku yang berharga? Hai anak-anak yang berbaring
dalam pelukan lelaki-lelakimu, di mana anakku yang berharga? Di mana suamiku?”
Seekor
lalat berbicara kepada Inanna yang suci, "Kalau aku menunjukkan di mana
laki-lakimu berada, apa hadiahku?" Inanna yang suci menjawab lalat itu,
"Kalau kau menunjukkan di mana suamiku berada, aku akan memberimu hadiah
ini: Di rumah bir, semoga bejana perunggu untukmu. Kau akan hidup seperti orang
kaya, seperti anak-anak orang bijak.” Lalat itu lalu menolong Inanna yang suci.
Gadis muda Inanna menetapkan takdir lalat itu
dan begitulah yang terjadi.
Sambil
meneteskan air mata, Inanna datang ke tempat suaminya bersembunyi dan
menyerahkannya kepada para iblis di dunia bawah. “Kau tidak akan pergi dari
dunia ini selamanya. Kakakmu Geshtinanna sudah setuju untuk menghabiskan
setengah tahun di tanah orang mati untuk menggantikanmu sesuai dengan hukum
dunia bawah. Sementara setengah tahun yang lain adalah giliranmu untuk
menghabiskannya di dunia bawah. Ketika kau diminta, pada hari itu kau akan
tinggal, ketika kakakmu diminta, pada hari itu kau akan dibebaskan." Maka
Inanna yang suci memberikan Dumuzid sebagai pengganti.
Terpujilah
Ereshkigal yang agung.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini; atau membandingkannya dengan versi Babilonia di sini.
***

Comments
Post a Comment