Mimpi Dumuzid (Mitologi Sumeria)
"Berdukalah,
berdukalah, hai desa, berdukalah! O desa, berdukalah! O rawa-rawa, berdukalah!
O kepiting sungai, berdukalah! O katak sungai, berdukalah! Ibuku akan
memanggilku, ibuku, Duttur, akan memanggilku, ibuku
akan memanggilku untuk lima hal, ibuku akan memanggilku untuk sepuluh hal.
Kalau dia tidak tahu hari ketika aku mati, kau, hai desa, bisa memberi tahu
ibuku yang melahirkanku. Seperti kakak perempuanku, semoga kau berduka untukku."
"Bawa,
bawa, bawalah kakakku! Bawalah Geshtinanna, bawalah
kakakku! Bawalah juru tulis yang ahli dalam ilmu ramal, bawalah kakakku!
Bawalah penyanyi yang ahli dalam nyanyian, bawalah kakakku! Bawalah gadis yang
pandai membaca, bawalah kakakku! Bawalah perempuan yang bijak yang tahu arti
mimpi, bawalah kakakku! Aku akan menceritakan mimpi itu kepadanya."
"Mimpi,
kakakku! Mimpi! Dalam mimpiku, alang-alang tumbuh untukku, alang-alang terus
tumbuh untukku. Sebatang alang-alang tunggal menggelengkan kepalanya padaku,
dan alang-alang kembar yang salah satunya dipisahkan dariku. Pohon-pohon tinggi
di hutan tumbuh bersama di atasku. Air dituangkan di atas bara suciku untukku,
tutup tempat pembakaran suciku disingkirkan, cawan minum suciku dirobek dari
pasak tempatnya tergantung, tongkat gembalaku menghilang dariku. Seekor burung
hantu mengambil seekor domba dari kandang domba, seekor burung elang menangkap
seekor burung pipit di pagar alang-alang, kambing jantanku menyeret janggut
hitam mereka di tanah untukku, domba jantanku menggaruk tanah dengan kaki-kaki
mereka yang tebal untukku. Tempat pembakaran tergeletak miring, tidak ada susu
yang dituangkan, cawan minum tergeletak miring, Dumuzid sudah mati, kandang
domba itu berhantu."
Geshtinanna menjawab Dumuzid, "Saudaraku, mimpimu
tidak baik, jangan ceritakan lagi padaku! Alang-alang yang tumbuh untukmu, yang
terus tumbuh untukmu, adalah penjahat yang bangkit melawanmu dari penyergapan
mereka. Alang-alang tunggal yang menggelengkan kepalanya padamu adalah ibumu
yang melahirkanmu, menggelengkan kepalanya untukmu. Alang-alang kembar yang
salah satunya dipisahkan darimu adalah kau dan aku -- yang satu akan dipisahkan
darimu. Pohon-pohon tinggi di hutan yang tumbuh bersama di atasmu adalah
orang-orang jahat yang menangkapmu di dalam tembok. Air yang dituangkan di atas
bara sucimu berarti kandang dombamu akan menjadi rumah yang sunyi. Penutup
tempat pembakaran sucimu disingkirkan untukmu berarti orang jahat akan
membawanya masuk dengan tangannya."
"Cawan
minum sucimu yang dirobek dari pasak tempatnya tergantung adalah kau yang jatuh
dari pangkuan ibu yang melahirkanmu. Tongkat gembalamu yang menghilang darimu
berarti iblis akan menghancurkannya. Burung hantu yang mengambil seekor domba
dari kandang domba adalah orang jahat yang akan menghancurkan kandang dombamu.
Burung elang yang menangkap seekor burung pipit di pagar alang-alang adalah
iblis besar yang datang ke kandang dombamu. Tempat pembakaran yang tergeletak
miring, tidak ada susu yang dituangkan, cawan minum yang tergeletak miring,
Dumuzid yang sudah mati, dan kandang domba yang berhantu, berarti tanganmu akan
diikat, lenganmu akan dibelenggu. Kambing-kambing jantanmu yang menyeret
janggut hitam mereka di tanah untukmu berarti rambutku akan berputar-putar di
udara bagaikan badai untukmu. Domba-domba jantanmu yang menggaruk-garuk tanah
dengan kaki-kaki mereka yang tebal untukmu berarti aku akan mengoyak-ngoyak
pipiku dengan kuku-kukuku untukmu seperti dengan jarum kayu boxwood."
Baru saja
dia mengucapkan kata-katanya ketika Dumuzid berkata, "Kakakku, naiklah ke
gundukan tanah! Kakakku, ketika kau naik ke gundukan tanah, janganlah naik ke
gundukan tanah seperti orang biasa, tapi koyaklah jantungmu dan hatimu,
koyaklah pakaianmu dan selangkanganmu! Kakakku, ketika kau naik ke gundukan
tanah, lihatlah dari gundukan tanah iblis yang dibenci manusia, ambillah tali
dari perahu sungai! Mereka memegang kayu di tangan mereka untuk mengikat
tanganku, mereka memegang kayu di tangan mereka untuk mengikat leherku -- tidak
ada seorang pun yang tahu bagaimana cara melepaskannya!"
Geshtinanna
naik ke gundukan tanah dan melihat sekeliling, Geshtinanna menjulurkan lehernya. Teman perempuannya,
Geshtindudu menasihatinya, "Iblis-iblis besar yang akan mengikat lehernya
sudah datang untuknya, mereka datang untuknya!"
"Penasihat
dan temanku! Apakah mereka sudah datang?"
"Ya,
aku akan menunjukkan kepadamu orang-orang yang akan mengikat lehernya!"
"Saudaraku, Dumuzid, iblis-iblis sudah datang kepadamu! Tundukkan kepalamu di rumput!"
"Kakakku,
aku akan menundukkan kepalaku di rumput! Jangan beritahu mereka di mana aku
berada! Aku akan menundukkan kepalaku di rumput pendek! Jangan beritahu mereka
di mana aku berada! Aku akan menundukkan kepalaku di rumput tinggi! Jangan
beritahu mereka di mana aku berada! Aku akan menundukkan kepalaku ke dalam
parit Arali! Jangan beritahu mereka di mana
aku berada!"
"Kalau
aku memberitahukan keberadaanmu kepada mereka, biarlah anjingmu melahapku!
Anjing hitam, anjing gembalamu, anjing yang mulia, anjingmu yang agung, biarlah
anjingmu melahapku! Pergilah ke rumah temanmu. Saat kau di sana, pastikan untuk
memberikan perintah mengenai anjingmu itu.”
Lalu
Dumuzid pergi ke rumah temannya. "Temanku, aku akan menundukkan kepalaku
di rumput! Jangan beritahu mereka di mana aku berada! Aku akan menundukkan
kepalaku di rumput pendek! Jangan beritahu mereka di mana aku berada! Aku akan
menundukkan kepalaku di rumput tinggi! Jangan beritahu mereka di mana aku
berada! Aku akan menundukkan kepalaku ke dalam parit Arali! Jangan
beritahu mereka di mana aku berada!"
"Kalau
aku memberitahukan keberadaanmu kepada mereka, biarlah anjingmu melahapku!
Anjing hitam, anjing gembalamu, anjing yang mulia, anjingmu yang agung, biarlah
anjingmu melahapku!”
Mereka
yang datang untuk Dumuzid adalah iblis yang tidak membutuhkan makanan, yang
tidak membutuhkan minuman, yang tidak makan tepung yang ditaburkan, yang tidak
minum air yang dituangkan, yang tidak menerima hadiah yang menyenangkan, yang
tidak menikmati pelukan istri, yang tidak pernah mencium anak-anak kecil yang
tersayang, yang tidak pernah mengunyah bawang putih pahit, yang tidak makan
ikan, yang tidak makan daun bawang.
Ada dua
orang Adab yang datang untuk sang raja. Mereka adalah onak di air yang kering,
mereka adalah duri di air yang bau -- 'tangannya ada di atas meja, lidahnya ada
di istana'. Lalu ada dua orang Akshak yang datang untuk sang raja, dengan
tongkat yang dipikul di pundak mereka. Lalu ada dua orang Uruk yang datang
untuk sang raja, dengan tongkat pemukul kepala diikatkan di pinggang mereka.
Lalu ada dua orang Urim yang datang untuk sang raja, dengan pakaian bersih di
dermaga. Lalu ada dua orang Nibru yang datang untuk sang raja. Sambil
berteriak, ‘manusia mengejar manusia!’, mereka datang ke kandang domba dan
kandang sapi.
Mereka
menangkap Geshtinanna di kandang domba dan kandang sapi. Mereka menawarkan
sungai beserta airnya, tapi dia tidak mau menerimanya. Mereka menawarkan ladang
beserta gandumnya, tapi dia tidak mau menerimanya. Iblis kecil berbicara kepada
iblis besar, "Siapakah sejak zaman dahulu yang pernah tahu seorang kakak
membocorkan keberadaan adiknya? Ayo! Mari kita pergi kepada temannya!"
Kemudian
mereka menawarkan sungai beserta airnya kepada temannya, dan dia menerimanya.
Mereka menawarkan ladang beserta gandumnya kepada temannya, dan dia
menerimanya. "Temanku menundukkan kepalanya di rumput, tapi aku tidak tahu
keberadaannya. Dumuzid menundukkan kepalanya di rumput, tapi aku tidak tahu
keberadaannya."
Mereka
mencari kepala Dumuzid di rumput, tapi mereka tidak bisa menemukannya.
"Dia menundukkan kepalanya di rumput pendek, tapi kami tidak tahu
keberadaannya." Mereka mencari kepala Dumuzid di rumput pendek, tapi
mereka tidak bisa menemukannya. "Dia menundukkan kepalanya di rumput
tinggi, tapi kami tidak tahu keberadaannya." Mereka mencari kepala Dumuzid
di rumput tinggi, tapi mereka tidak bisa menemukannya. "Dia sudah jatuh ke
dalam parit Arali, tapi kami tidak tahu keberadaannya."
Mereka
akhirnya menangkap Dumuzid di parit Arali. Dumuzid mulai menangis dan
berlinang air mata, "Di kota, kakakku menyelamatkan hidupku, sementara
temanku menyebabkan kematianku. Kalau seorang kakak meninggalkan seorang anak
di jalan, seseorang harus menciumnya. Tapi, kalau seorang teman meninggalkan
seorang anak di jalan, tidak seorang pun boleh menciumnya."
Iblis-iblis
itu mengelilinginya dan menguras air yang menggenang di rawa-rawa. Mereka
memutar tali untuknya, mereka mengikatkan jaring untuknya. Mereka menenun tali
tambang untuknya, mereka memotong kayu untuknya. Iblis di depannya melemparkan
batu kepadanya, iblis di belakangnya melemparkan tali satu hasta. Tangannya
diikat, lengannya dibelenggu.
Pemuda
itu mengangkat tangannya ke atas kepada Utu, "Utu, kau adalah saudara
iparku, aku adalah suami saudara perempuanmu! Akulah yang membawakan makanan
untuk Eanna, akulah yang membawakan hadiah pernikahan untuk Uruk, akulah yang
mencium bibir suci, akulah yang menari di atas lutut suci, lutut Inanna. Tolong
ubahlah tanganku menjadi tangan rusa, ubahlah kakiku menjadi kaki rusa, agar
aku bisa menghindari iblis-iblis ini. Biarkan aku melarikan diri dengan nyawaku
ke Ku-bireš."
Utu
menerima air matanya sebagai hadiah. Sebagai orang yang penyayang, dia
menunjukkan belas kasihan kepadanya. Dia mengubah tangan Dumuzid menjadi tangan
rusa, dia mengubah kakinya menjadi kaki rusa, dan dengan demikian Dumuzid
menghindari para iblis, dan melarikan diri dengan selamat ke Ku-bireš. Para
iblis mencarinya, tapi tidak menemukannya.
"Ayo,
kita pergi ke Ku-bireš." Lalu mereka menangkap Dumuzid di Ku-bireš.
Iblis-iblis itu mengelilinginya dan menguras air yang menggenang di rawa-rawa.
Mereka memutar tali untuknya, mereka mengikatkan jaring untuknya. Mereka
menenun tali tambang untuknya, mereka memotong kayu untuknya. Iblis di depannya
melemparkan batu kepadanya, iblis di belakangnya melemparkan tali satu hasta.
Tangannya diikat, lengannya dibelenggu.
Pemuda
itu mengangkat tangannya ke atas kepada Utu, "Utu, kau adalah saudara
iparku, aku adalah suami saudaramu! Akulah yang membawakan makanan untuk Eanna,
akulah yang membawakan hadiah pernikahan untuk Uruk, akulah yang mencium bibir
suci, akulah yang menari di atas lutut suci, lutut Inanna. Tolong ubahlah
tanganku menjadi tangan ular, ubahlah kakiku menjadi kaki ular, agar aku bisa
melarikan diri ke rumah Perempuan Tua Bilulu."
Utu
menahan tangisnya. Dia mengubah tangan Dumuzid menjadi tangan ular, dia
mengubah kakinya menjadi kaki ular, dan dengan demikian Dumuzid menghindari
para iblis, dan melarikan diri dengan selamat ke rumah Perempuan Tua Bilulu.
Dia mendekati rumah Perempuan Tua Bilulu, lalu berkata, "Perempuan tua!
Aku bukan hanya seorang laki-laki, aku adalah suami seorang dewi! Tolong
tuangkan air -- agar aku bisa minum air. Tolong taburkan tepung -- agar aku
bisa makan tepung."
Bilulu
menuangkan air, menaburkan tepung, dan duduk di dalam rumah. Perempuan tua itu
lalu meninggalkan rumahnya. Ketika perempuan tua itu meninggalkan rumahnya,
iblis-iblis melihatnya. "Kecuali perempuan tua itu tahu keberadaan
Dumuzid, dia tampak ketakutan! Dia memang berteriak ketakutan! Ayo, mari kita
pergi ke rumah Perempuan Tua Bilulu!"
Lalu
mereka menangkap Dumuzid di rumah Perempuan Tua Bilulu. Iblis-iblis itu
mengelilinginya dan menguras air yang menggenang di rawa-rawa. Mereka memutar
tali untuknya, mereka mengikatkan jaring untuknya. Mereka menenun tali tambang
untuknya, mereka memotong kayu untuknya. Iblis di depannya melemparkan batu
kepadanya, iblis di belakangnya melemparkan tali satu hasta. Tangannya diikat,
lengannya dibelenggu.
Pemuda
itu mengangkat tangannya ke atas kepada Utu, "Utu, kau adalah saudara
iparku, aku adalah suami saudarimu! Akulah yang membawakan makanan untuk Eanna,
akulah yang membawakan hadiah pernikahan untuk Uruk, akulah yang mencium bibir
suci, akulah yang menari di atas lutut suci, lutut Inanna. Tolong ubahlah
tanganku menjadi tangan rusa, ubahlah kakiku menjadi kaki rusa, agar aku dapat
melarikan diri ke kandang domba suci, kandang domba saudariku."
Utu
menahan tangisnya. Dia mengubah tangannya menjadi tangan rusa, dia mengubah
kakinya menjadi kaki rusa, dan dengan demikian Dumuzid menghindari para iblis,
dan melarikan diri dengan selamat ke kandang domba suci, kandang domba
kakaknya. Dia mendekati kandang domba suci, kandang domba kakaknya.
Geshtinanna menangis ke arah surga,
menangis ke arah bumi. Tangisannya menutupi cakrawala sepenuhnya seperti kain,
mereka menyebar seperti kain linen. Dia merobek matanya, dia merobek wajahnya,
dia merobek telinganya di depan umum, dan ketika sendiri, dia merobek
pantatnya.
Lalu
Geshtinanna meninggalkan rumahnya.
Ketika dia meninggalkan rumahnya, iblis-iblis melihatnya. "Kecuali
Geshtinanna tahu keberadaan Dumuzid, dia
tampak ketakutan! Dia memang berteriak ketakutan! Ayo, mari kita pergi ke
kandang domba dan kandang sapi!"
Ketika
iblis pertama memasuki kandang domba dan kandang sapi, dia menuangkan air di
atas bara suci, Ketika iblis yang kedua memasuki kandang domba dan kandang
sapi, dia membakar tongkat gembala. Ketika yang ketiga memasuki kandang domba
dan kandang sapi, dia membuka tutup tempat pembakaran suci. Ketika iblis
keempat memasuki kandang domba dan kandang sapi, dia merobek cawan minum suci
dari pasak tempatnya tergantung. Ketika iblis kelima memasuki kandang domba dan
kandang sapi, tempat pembakaran tergeletak miring, tidak ada susu yang
dituangkan, cawan minum tergeletak miring, Dumuzid sudah mati, kandang domba
itu berhantu.
Sebuah šir-kalkal
untuk Dumuzid yang sudah mati.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.
***

Comments
Post a Comment