Gilgamesh Dan Aga (Mitologi Sumeria)
Dalam
pertemuan yang diadakan, para tetua kotanya menjawab Gilgamesh, "Memang
ada sumur yang harus diselesaikan, banyak sumur di negeri itu yang belum
diselesaikan, ada sumur-sumur dangkal di negeri itu yang belum diselesaikan,
ada sumur-sumur yang harus diperdalam dan peralatan pengangkat yang harus
diselesaikan. Jadi, kita harus tunduk kepada keluarga Kish. Kita tidak boleh
menyerangnya dengan senjata!"
Gilgamesh,
penguasa Kullaba, yang menaruh kepercayaannya pada Inanna, tidak menganggap
serius nasihat para tetua kotanya. Gilgamesh, penguasa Kullaba, mengajukan
masalah itu lagi, kali ini di hadapan para laki-laki yang berbadan sehat di
kotanya, dengan hati-hati memilih kata-katanya, "Ada sumur yang harus
diselesaikan, banyak sumur di negeri itu yang belum diselesaikan, ada
sumur-sumur dangkal di negeri itu yang belum diselesaikan, ada sumur-sumur yang
harus diperdalam dan peralatan pengangkat yang harus diselesaikan. Kita tidak
boleh tunduk kepada keluarga Kish! Mari kita menyerangnya dengan senjata!"
Dalam pertemuan yang diadakan, para laki-laki yang berbadan sehat di kotanya menjawab Gilgamesh, "’Bertugas dan duduk melayani, mengawal putra raja, dan selalu memegang kendali keledai -- siapa yang punya napas sebanyak itu?’, seperti kata pepatah. Kita tidak boleh tunduk kepada keluarga Kish! Mari kita menyerangnya dengan senjata!"
"Dewa-dewa
agung menciptakan bangunan Uruk, hasil karya para dewa, dan Eanna, rumah yang
diturunkan dari surga. Kau mengawasi benteng pertahanan yang besar, benteng
yang didirikan An, kediaman megah yang didirikan An. Kau adalah raja dan prajuritnya,
orang yang bersemangat, pangeran yang dicintai An. Ketika Aga datang, betapa
mengerikan yang akan dialaminya! Pasukan itu kecil, dan tersebar di belakang.
Orang-orangnya tidak akan mampu menghadapi kita."
Kemudian
Gilgamesh, penguasa Kullaba, bersukacita atas nasihat para laki-laki yang
berbadan sehat di kotanya dan semangatnya pun menjadi cerah. Dia berbicara
kepada pelayannya Enkidu, "Persiapkanlah persenjataan dan senjata perang.
Biarkan tongkat perang kembali ke sisimu. Semoga mereka menciptakan kengerian
dan cahaya yang luar biasa. Saat dia datang, ketakutanku yang besar akan
menguasainya. Nalarnya akan menjadi kacau dan keputusannya akan menjadi
kacau."
Belum
lima hari, belum sepuluh hari berlalu ketika Aga, putra Enmebaragesi, mengepung
Uruk bersama anak buahnya. Penalaran Uruk menjadi kacau. Gilgamesh, penguasa
Kullaba, berbicara kepada para prajuritnya, "Para prajuritku pilihlah!
Biarlah seseorang yang berani mengajukan diri ‘Aku akan pergi kepada
Aga.’"
Birhurtura,
pengawal kerajaannya, berbicara dengan kagum kepada rajanya, "Tuanku, aku
akan pergi kepada Aga sehingga penalarannya akan menjadi kacau dan keputusannya
menjadi kacau."
Birhurtura keluar melalui gerbang kota. Begitu
Birhurtura keluar melalui gerbang kota, mereka menangkapnya di pintu gerbang,
lalu memukuli seluruh tubuh Birhurtura. Dia datang ke hadapan Aga dan berbicara
kepada Aga. Sebelum dia selesai berbicara, seorang perwira Uruk memanjat
benteng dan mencondongkan tubuhnya ke atas benteng. Aga melihatnya lalu
berbicara kepada Birhurtura, "Budak, apakah orang itu rajamu?"
"Orang
itu bukan rajaku! Kalau saja orang itu rajaku, kalau saja alisnya yang marah,
kalau saja matanya yang seperti bison, kalau saja janggutnya yang seperti lapis
lazuli, kalau saja jari-jarinya yang anggun, tidakkah dia akan menjatuhkan
banyak orang, tidakkah dia akan mengangkat banyak orang, tidakkah banyak orang
akan dilumuri debu, tidakkah semua bangsa akan ditaklukkan, tidakkah
muara-muara kanal negeri ini akan dipenuhi lumpur, tidakkah haluan-haluan
perahu akan patah, dan tidakkah dia akan menawan Aga, raja Kish, di
tengah-tengah pasukannya?"
Mereka
menyerangnya lagi. Mereka menyerang Birhurtura lagi. Gilgamesh memanjat benteng
pertahanan setelah perwira Uruk. Cahayanya membuat Kullaba yang muda dan tua
kewalahan. Dia mempersenjatai para laki-laki Uruk yang berbadan sehat dengan
tongkat perang dan menempatkan mereka di jalan lintas di pintu gerbang kota.
Hanya Enkidu yang keluar melalui gerbang kota. Gilgamesh mencondongkan tubuh ke
atas benteng pertahanan. Sambil mendongak, Aga melihatnya, "Budak, apakah
orang itu rajamu?"
"Orang
itu memang rajaku." Tepat seperti yang dikatakannya, Gilgamesh menjatuhkan
banyak orang, dia mengangkat banyak orang, banyak orang berlumuran debu, semua
bangsa ditaklukkan, muara kanal negeri itu dipenuhi lumpur, haluan-haluan
perahu patah, dan dia menawan Aga, raja Kish, di tengah-tengah pasukannya.
Gilgamesh,
penguasa Kullaba, berbicara kepada Aga, "Aga pemimpinku, Aga komandanku,
Aga panglima perangku! Aga memberiku napas, Aga memberiku kehidupan, Aga
memeluk seorang buronan, Aga menyediakan gandum bagi burung yang melarikan
diri."
Para
laki-laki yang berbadan sehat di kotanya memuji Gilgamesh, "Kau mengawasi
Uruk, hasil karya para dewa, benteng pertahanan yang besar, benteng yang
didirikan An, kediaman megah yang didirikan An. Kau adalah raja dan
prajuritnya, orang yang bersemangat, pangeran yang dicintai An."
Gilgamesh
lalu menyapa Aga, "Aku mengawasi Uruk, hasil karya para dewa, benteng
pertahanan yang besar, benteng yang didirikan An, kediaman megah yang didirikan
An. Aku adalah raja dan prajuritnya, orang yang bersemangat, pangeran yang
dicintai An. Kota ini akan membalas kebaikan yang ditunjukkan kepadaku. Di
hadapan Utu, kebaikanmu yang dahulu dibalas kepadamu dengan ini."
Gilgamesh lalu membebaskan Aga untuk kembali ke Kish.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.
***

Comments
Post a Comment