Inanna Dan An (Mitologi Sumeria)

Mitologi Sumeria

Di kota kuno Uruk, Inanna yang suci berdiri di bawah hamparan langit yang luas. Pandangannya tertuju ke langit, pikirannya dipenuhi dengan satu tujuan. Di sampingnya, sang pahlawan, Utu yang masih muda, saudara kembarnya, sang dewa matahari, bersinar dengan cahaya yang menembus hamparan luas.

Pikiran mereka tertuju pada Eanna, kuil suci yang menghubungkan surga dan bumi. Tempat yang sangat penting ini berada di bawah kekuasaan An, dewa langit yang perkasa. Eanna adalah kuil suci yang turun dari surga. Inanna yang suci menetapkan pikirannya untuk menaklukkan surga yang agung, bersama Utu yang masih muda, dia menetapkan pikirannya untuk menaklukkan surga yang agung.

Inanna yang suci berkata kepada saudaranya sang pahlawan, Utu yang masih muda, "Saudaraku, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu -- perhatikanlah kata-kataku. Utu, saudara kembarku, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu -- perhatikanlah kata-kataku."

Saudaranya, sang pahlawan, Utu yang masih muda, menjawab Inanna yang suci, "Saudaraku, aku bersumpah demi kehidupan surga, aku bersumpah demi kehidupan pelangi surga, aku bersumpah demi kehidupan takhtaku, demi keagunganku, aku akan mengikuti apa yang dikatakan saudaraku kepadaku, aku akan mengikuti apa yang dikatakan Inanna yang suci kepadaku."

Sang gadis Inanna menjawab saudaranya sang pahlawan, Utu yang masih muda, "Dumuzid suamiku, sudah bercinta denganku, sudah menciumku. Aku menginginkan Eanna untuknya tapi An tidak memberikannya. Aku bergegas datang ke hadapannya, tapi An yang agung tidak akan memberinya Eanna. Langit adalah milik kita, bumi adalah milik kita, Eanna harus direbut dari An. Sesudah kau mengambil perahu untukku, dengarkan apa yang kukatakan kepadamu. Periksa perahu untukku, kau harus mematuhi perintahku, angin jahat, angin selatan, akan melawanku."

Inanna yang suci memulai perjalanannya dengan perahunya. Tapi angin selatan bertiup dengan kencang, tapi angin jahat bertiup dengan kencang. Di langit yang jauh, Inanna melihat Adagbir, seorang penasihat yang mengetahui arah angin dan air. Dia berkata kepadanya, “Utu yang masih muda sudah memberkati perjalananku, tapi perahuku harus bisa menahan angin selatan dan angin jahat.”

Adagbir menjawab Inanna yang suci, “Nona, kau tidak bisa melakukan perjalanan ini. Keilahianmu mungkin melindungimu, tapi perjalanan dengan perahu penuh dengan bahaya. Nelayan ini tahu betul angin selatan. Nona, kalau kau bepergian dengan perahu, dan dia menaikkan angin selatan, dan dia menaikkan angin jahat, perahu kecilmu akan tenggelam di rawa-rawa. Setiap kali nelayan ini mendekat dengan jaringnya yang besar, saat jaring itu muncul dari banjir, gelombang laut yang besar menghantam air, menimbulkan suara gemuruh yang mengerikan."

Inanna yang suci menjawab sang nelayan, "Kalau kau ingin menemukan Eanna, dan aku memandang dengan kagum padanya di tempat itu, maka kita harus melewati lorong yang sempit."

Adagbir menjawab Inanna yang suci, "Berjalanlah melalui semak-semak alang-alang dan alang-alang yang tumbuh tinggi. Untukmu, aku akan memimpin jalan untuk menemukan Eanna, yang turun dari surga." Kemudian Adagbir membantu Inanna melewati lorong yang sempit, melalui semak-semak alang-alang dan alang-alang yang tumbuh tinggi. Inanna menatap dengan kagum pada Eanna yang turun dari surga.

Ĺ ulazida, gembala An, memegang tali pengikat kosmik di tangannya. Sesudah dia membawa pasukan dewa pelindung dari langit, Inanna mengalahkan semua dewa pelindung itu. Dia mengalahkan Ĺ ulazida dan semua dewa pelindung lalu menyimpan tali kosmik di bawah cakrawala.

Lalu seekor kalajengking yang agung berdiri dengan latar belakang kosmik. Inanna kemudian minum air suci dari sungai Ulaya, sungai yang digunakan untuk pemurnian. Sesudah minum air suci dari sungai Ulaya, Inanna menginjak kalajengking itu dan memotong ekornya. Seperti seekor singa, kalajengking itu meraung marah tapi teriakannya mereda. Lalu Inanna melemparkan ekornya dan mengamankannya.

Sesudah melihat itu semua, An menepuk pahanya dengan keras, suaranya dipenuhi dengan desahan kesedihan, "Apa yang sudah dilakukan anakku? Dia sudah menjadi lebih hebat dariku! Apa yang sudah dilakukan Inanna? Dia sudah menjadi lebih hebat dariku! Mulai sekarang, panjang siang hari yang normal menjadi lebih pendek, dan siang hari berubah menjadi malam hari. Mulai hari ini, jam jaga siang hari panjangnya tiga unit, siang hari sama dengan malam hari." Dan sekarang, ketika hari dimulai, begitulah yang terjadi.

An, yang menciptakan dewa dan manusia, menatap Inanna yang suci, tidak mampu menggambarkan kesombongan Inanna, berkata, "Anakku, kau tidak mengatakan akan menangkap Eanna -- kau mampu menangkap Eanna! Inanna, kau tidak mengatakan akan menangkap Eanna -- kau mampu menangkap Eanna! Eanna harus sekuat surga, tidak boleh digulingkan, daya tariknya tidak boleh habis. Namanya harus "Pemukiman Tanah". Tidak boleh ada saingannya. Umat manusia, seluruh rakyat, harus bersujud di kakinya." Dan sekarang, di bawah matahari itu dan pada hari itu, begitulah yang terjadi.

Dia sudah merebut Eanna dari An! Inanna sudah merebut Eanna dari An! Sekarang Inanna berbicara tentang Eanna sebagai rumah yang merupakan tempat tinggal sang dewi. Inanna yang sudah mencapai posisi kemenangannya, menyatakan di tempat yang baik, "Aku sudah merebut Eanna dari An!"

Karena kau tak tertandingi di antara para Pangeran Agung, gadis Inanna, terpujilah dirimu!

***

Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.

***

Comments

Populer