Inanna Dan Bilulu (Mitologi Sumeria)

Mitologi Sumeria

Dia bisa membuat ratapan untukmu, Dumuzid-ku, ratapan untukmu, ratapan, ratapan, mencapai padang pasir -- dia bisa membuatnya mencapai rumah Arali, dia bisa membuatnya mencapai Bad-tibira, dia bisa membuatnya mencapai Du-šuba, dia bisa membuatnya mencapai daerah penggembalaan, mencapai kandang domba Dumuzid.

"O, Dumuzid yang bermulut manis, yang selalu bermata baik," dia terisak sambil menangis, "O, kau yang bermulut manis, yang selalu bermata baik," dia terisak sambil menangis. "Pemuda, suami, tuan, semanis kurma, o, Dumuzid!" dia terisak sambil menangis.

Inanna yang suci mondar-mandir di kamar ibunya yang melahirkannya, dalam doa dan permohonan, sementara pelayannya berdiri di dekatnya dengan hormat, "O, ibuku, dengan izinmu, biarkan aku pergi ke kandang domba! O, ibuku, Ningal, dengan izinmu, biarkan aku pergi ke kandang domba! Ayahku sudah bersinar untukku dengan agung. Suen sudah bersinar untukku dengan agung.” Seperti seorang anak yang dikirim oleh ibunya untuk suatu tugas, Inanna keluar dari kamarnya. Sang ratu surga, Inanna, sangat berpengetahuan, dan juga sangat cekatan. Inanna lalu pergi ke kandang domba Dumuzid.

Di kandang domba Dumuzid, Inanna bertemu dengan Geshtinanna yang berseru kepadanya, “Wahai Inanna, domba-domba tuanku, Dumuzid, sudah dibawa pergi ke padang pasir. Wahai Inanna, seorang laki-laki yang bukan gembala kembali bersama domba-domba tuanku!"

Sang ratu surga lalu menciptakan sebuah lagu untuk suaminya yang masih muda, "Hai gembala yang sedang beristirahat, kau menjaga mereka! Dumuzid, yang sedang beristirahat, kau menjaga mereka! Ama-ušumgal-ana, yang sedang beristirahat, kau menjaga mereka! Terbit bersama matahari kau menjaga domba-dombaku, berbaring di malam hari saja, kau menjaga domba-dombaku!"

Kemudian anak laki-laki perempuan tua Bilulu, kepala suku dan majikannya, -- Ĝirĝire, seorang laki-laki yang hidup mandiri, yang siap untuk makmur dan seorang laki-laki yang berpengetahuan luas -- sedang memenuhi kandang dengan ternak hasil rampasannya, dan sedang menumpuk timbunan gandumnya. Dia meninggalkan korban-korbannya yang tercerai-berai dengan gada. Širru dari padang pasir yang angker, yang bukan anak siapa pun dan bukan teman siapa pun, duduk di hadapannya dan berbincang-bincang dengannya.

Hari itu apa yang ada di hati perempuan itu? Apa yang ada di hati Inanna yang suci? Untuk membunuh perempuan tua Bilulu itulah yang ada di hatinya! Untuk membuat tempat peristirahatan yang baik bagi suami mudanya yang tercinta, bagi Dumuzid-ama-ušumgal-ana -- itulah yang ada di hatinya! Sang ratu pergi kepada Bilulu di padang pasir yang berhantu. Putranya Ĝirĝire seperti angin ada di sana. Širru dari padang pasir yang berhantu, bukan anak siapa pun dan bukan teman siapa pun, ada di sana.

Inanna yang suci memasuki rumah minum, melangkah ke kursi, mulai menetapkan takdir buat mereka, "Pergilah! Aku sudah membunuhmu dan aku juga sudah menghancurkan namamu. Kau akan menjadi kantung air dingin yang digunakan di padang pasir! Putramu Ĝirĝire bersama denganmu akan menjadi dewa pelindung padang pasir dan dewi pelindung padang pasir! Širru dari padang pasir yang angker, bukan anak siapa pun dan bukan teman siapa pun, akan berjalan di padang pasir dan menghitung tepung, dan ketika air dipersembahkan dan tepung ditaburkan untuk suamiku Dumuzid yang mengembara di padang pasir, dewa pelindung padang pasir dan dewi pelindung padang pasir akan berseru, ‘Berikan!’, ‘Taburkan!’, dan dengan demikian membuatnya hadir di tempat dari mana dia menghilang, di padang pasir! Biarlah perempuan tua Bilulu menyenangkan hatinya!"

Dan segera, di bawah terik matahari hari itu, hal itu benar-benar terjadi. Perempuan tua Bilulu menjadi kantung air untuk air dingin yang digunakan di padang pasir. Putranya Ĝirĝire bersama dengannya menjadi dewa pelindung padang pasir dan dewi pelindung padang pasir. Širru dari padang pasir yang angker, bukan anak siapa pun dan bukan teman siapa pun, berjalan di padang pasir dan menghitung tepung, dan ketika air dipersembahkan dan tepung ditaburkan untuk Dumuzid yang mengembara di padang pasir, dewa pelindung padang pasir dan dewi pelindung padang pasir berseru, ‘Berikan!’, ‘Taburkan!’, dan dengan demikian membuatnya hadir di tempat dari mana dia menghilang, di padang pasir. Perempuan tua Bilulu menyenangkan hatinya.

Burung Francolin terbang kembali ke tempat kelahiran Dumuzid. Seperti seekor merpati di ambang jendela, dia bicara dengan dirinya sendiri, burung Francolin di tempat persembunyiannya bicara sendiri. Hanya ibunya Duttur yang bisa menyenangkan tuanku! Hanya ibunya Duttur yang bisa menyenangkan Dumuzid! Dewiku, yang lahir di Kuara, gadis yang merupakan mahkota dari semua kota, kekaguman dan pujian dari orang-orang berkepala hitam, yang suka bermain-main yang juga menyuarakan ratapan dan tangisan, yang menjadi perantara di hadapan raja -- Geshtinanna, sang dewi, meratap, "Biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu! Saudaraku, biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu! Biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu di rumah Arali! Biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu di Du-šuba! Biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu di Bad-tibira! Biarlah aku mengucapkan ratapan untukmu di negeri penggembalaan!"

Betapa benarnya sang ratu surga membuktikan bahwa dia setara dengan tunangannya, betapa benarnya Inanna yang suci membuktikan bahwa dia setara dengan gembala Dumuzid! Inanna diberi kesempatan untuk membangun tempat peristirahatannya dengan baik, dan sang ratu diberi kesempatan untuk membalaskan dendamnya dengan membunuh Bilulu, Inanna membuktikan bahwa dia setara dengannya!

Lagu ulila untuk Inanna.

***

Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.

***

Comments

Populer