Perjalanan Ningishzida Ke Dunia Bawah (Mitologi Sumeria)
"Aku masih muda! Jangan biarkan aku ditutupi oleh kabin, seolah-olah dengan selimut!"
Mengulurkan
tangan ke perahu, kepada pemuda yang sedang dibawa pergi di perahu, mengulurkan
tangan kepada Damu yang dibawa pergi di perahu, mengulurkan tangan kepada
Istaran yang berwajah cerah yang dibawa pergi di perahu, mengulurkan tangan
kepada Alla, penguasa jaring perang, yang dibawa pergi di perahu, mengulurkan
tangan kepada Lugal-shude yang dibawa pergi di
perahu, mengulurkan tangan kepada Ningishzida yang dibawa pergi di perahu --
adik perempuannya menangis meratap kepadanya di kabin perahu.
Adik
perempuannya menyingkirkan penutup dari kabin perahu, "Biarkan aku
berlayar bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu. Biarkan aku
berlayar di perahumu yang indah bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar
bersamamu."
Dia
menangis meratap kepadanya di haluan perahu, Biarkan aku berlayar bersamamu,
saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu. Biarkan aku berlayar di perahumu
yang indah bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu."
"Damu,
biarkan aku berlayar bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu.
Istaran yang berwajah cerah, biarkan aku berlayar bersamamu, saudaraku, biarkan
aku berlayar bersamamu. Alla, penguasa jaring perang, biarkan aku berlayar
bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu. Lugal-shude, biarkan aku
berlayar bersamamu, saudaraku, biarkan aku berlayar bersamamu."
Iblis
jahat yang berada di tengah-tengah mereka memanggil Lugal-ki-suna,
"Lugal-ki-suna, lihatlah saudarimu!"
Sesudah
melihat saudarinya, Lugal-ki-suna berkata kepadanya: "Dia berlayar
bersamaku, dia berlayar bersamaku. Mengapa kau harus berlayar ke dunia bawah?
Nyonya, iblis ini berlayar bersamaku. Mengapa kau harus berlayar ke dunia
bawah? Si perontok berlayar bersamaku. Mengapa kau harus berlayar ke dunia
bawah? Orang yang sudah mengikat tanganku berlayar bersamaku. Mengapa kau harus
berlayar ke dunia bawah? Orang yang sudah mengikat lenganku berlayar bersamaku.
Mengapa kau harus berlayar ke dunia bawah?”
"Sungai
di dunia bawah tidak menghasilkan air, tidak ada air yang diminum darinya.
Mengapa kau harus berlayar ke dunia bawah?
Ladang-ladang di dunia bawah tidak menghasilkan biji-bijian, tidak ada
tepung yang dimakan darinya. Mengapa kau harus berlayar ke dunia bawah?
Domba-domba di dunia bawah tidak menghasilkan wol, tidak ada kain yang ditenun
darinya. Mengapa kau harus berlayar ke dunia bawah? Bagiku, bahkan jika ibuku
menggali seperti untuk kanal, aku tidak akan bisa minum air yang dimaksudkan
untukku. Air musim semi tidak akan dituangkan untukku seperti untuk pohon
tamariska; aku tidak akan duduk di tempat teduh yang dimaksudkan untukku. Kurma
yang seharusnya kubawa seperti pohon palem tidak akan memperlihatkan
keindahannya kepadaku. Aku adalah ladang yang diirik oleh iblisku -- kau akan
berteriak padanya. Dia sudah memborgol tanganku -- kau akan berteriak padanya.
Dia sudah mengenakan kalung di leherku -- kau akan berteriak padanya."
Ama
Shilama berkata kepada Ningishzida, "Iblis yang berniat jahat itu boleh
menerima sesuatu -- seharusnya ada batasnya bagimu. Saudaraku, iblismu boleh
menerima sesuatu, seharusnya ada batasnya bagimu. Baginya, biarkan aku
memberikan dari tanganku permata yang indah, seharusnya ada batasnya bagimu.
Baginya, biarkan aku memberikan dari pinggulku manik-manik lapis lazuli yang
cantik, seharusnya ada batasnya bagimu.”
"Kau
adalah orang yang terkasih, seharusnya ada batas bagimu. Bagaimana mereka
memperlakukanmu, bagaimana mereka memperlakukanmu! -- seharusnya ada batas
bagimu. Saudaraku, bagaimana mereka memperlakukanmu, betapa sombongnya mereka
memperlakukanmu! -- seharusnya ada batas bagimu. ‘Aku lapar, tapi roti sudah
lari dariku!’ -- seharusnya ada batas bagimu. ‘Aku haus, tetapi air sudah lari
dariku!’ -- seharusnya ada batas bagimu."
Iblis
jahat yang ada di tengah-tengah mereka, iblis yang cerdik, iblis besar yang ada
di tengah-tengah mereka, berseru kepada orang yang ada di haluan perahu dan
kepada orang yang ada di buritan perahu, "Jangan biarkan tiang tambatan
dicabut, sehingga dia bisa naik ke perahu kepada saudaranya, sehingga perempuan
itu bisa naik ke perahu."
Ketika
Ama Shilama sudah naik ke atas perahu, terdengar teriakan dari langit, teriakan
dari bumi, iblis besar itu berteriak di hadapannya di sungai, "Urim, atas
teriakanku ke langit, kunci rumahmu, kota, kunci rumahmu! Kuil Urim, kunci
rumahmu, kota, kunci rumahmu! Akulah tuanmu yang sudah meninggalkan jipar,
kota, kunci rumahmu!"
Mendengar
hal ini, Ninazu mengangkat tongkat suci lapis lazuli miliknya dan mengenakan
jubah suci jabatan dan mahkotanya. Dia naik
ke sungai yang kosong, sungai yang penuh kegembiraan lalu berkata kepada
Ama Shilama, "Kau tidak akan mendekati rumah ini, kau tidak akan mendekati
ke tempat Ereshkigal. Ibuku sudah memutuskan untuk membiarkanmu melanjutkan
hidupmu karena cintanya. Adapun kau, iblis galla, kau mungkin iblis yang
hebat, tapi kau sudah melampaui batas. Kau adalah perpanjangan dari dunia
bawah. Kau ingin membandingkan tanganmu melawan jabatan pembawa takhta di dunia
bawah.”
"Tuanku
Ningishzida tidak akan lagi meneteskan air mata di matanya. Gendang akan
ditabuh, kegembiraannya dalam air mata. Datanglah! Semoga pemburu burung
mengucapkan ratapan untukmu di rumahnya yang penuh persediaan, tuan, semoga dia
mengucapkan ratapan untukmu. Betapa dia sudah dipermalukan! Semoga nelayan muda
mengucapkan ratapan untukmu di rumahnya yang penuh persediaan, tuan, semoga dia
mengucapkan ratapan untukmu. Betapa dia sudah dipermalukan! Semoga ibu pendeta gudu
yang sudah meninggal mengucapkan ratapan untukmu di jipar-nya
yang kosong, tuan, semoga dia mengucapkan ratapan untukmu. Betapa dia sudah
dipermalukan! Tuanku Ningishzida, mandikanlah dengan air kepalamu yang sudah
berguling-guling dalam debu. Basuhlah kakimu dan berjalanlah dengan sandal
kakimu yang sudah dinajiskan dari tempat yang najis. Duduklah di singgasanamu
dan berbaringlah di tempat tidurmu.”
Yang maha
suci, terpujilah Ereshkigal.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.
***

Comments
Post a Comment