Kematian Dumuzid (Mitologi Sumeria)
Anak-anak
dombamu yang besar tergeletak tak berdaya di kandang domba, anak-anak dombamu
yang kecil menangis tersedu-sedu di kandang makan. Anak-anak dombamu yang tak
beribu itu mengeluarkan tangisan yang getir pada dasar tembok yang
melingkupinya. Mengapa anak dombamu yang kecil itu, yang dihinggapi tangisan,
memanjatkan permohonan di tengah-tengah mereka? Anjingmu melolong dengan getir
di padang rumput yang tandus.
Istrimu,
Inanna yang suci, menangis tersedu-sedu di rumahnya di surga dan di bumi.
Kakakmu yang mulia, Geshtinanna, di dekat gerbang Lugalbanda, di jalan raya Ninsun, merobek urat nadinya,
mencabut rambutnya seperti mencabut duri.
Pemuda
itu menangis ketika mendengar takdir yang sudah ditetapkan, Dumuzid menangis
ketika mendengar takdir yang sudah ditetapkan. Dia lalu berkata, "Aku,
seorang gembala, berjalan di antara manusia, betapa istimewanya aku sudah
diperlakukan! Domba-domba betinaku sudah dirampas, anak-anak dombaku sudah
dirampas—betapa istimewanya aku sudah diperlakukan! Kambing-kambing betinaku
sudah dirampas, anak-anak kambingku sudah dirampas—betapa istimewanya aku sudah
diperlakukan! Keledai-keledai betinaku yang suci sudah dirampas oleh
mereka—betapa istimewanya aku sudah diperlakukan! Tong susu suciku sudah
hancur—betapa istimewanya aku sudah diperlakukan!”
“Anak-anak
dombaku yang besar tergeletak tak berdaya di kandang domba, anak-anak dombaku
yang kecil menangis tersedu-sedu di kandang makan. Anak-anak dombaku yang tidak
beribu itu mengeluarkan tangisan yang getir pada dasar tembok yang
melingkupinya. Anak dombaku yang kecil itu, yang dihinggapi tangisan,
memanjatkan permohonan di tengah-tengah mereka. Anjingku melolong dengan getir
di padang rumput yang tandus.”
“Istriku, Inanna yang suci, menangis tersedu-sedu di rumahnya di surga dan di bumi. Kakakku yang mulia, Geshtinanna, di dekat gerbang Lugalbanda, di jalan raya Ninsun, Merobek urat nadinya, mencabut rambutnya seperti mencabuti duri.”
“Kakiku
tergelincir ke dalam kuburku yang sudah digali, dia tidak membiarkanku keluar
darinya. Makamku berdiri di hadapanku seperti pintu besar, dia tidak membiarkan
aku keluar darinya. Kakiku tergelincir ke dalam angin kencang yang disertai
hujan lebat, dia tidak membiarkan aku bangkit darinya. Badai membawaku ke
pantai seberang, dia tidak membiarkanku naik dari sana.”
Iblis
besar mengelilinginya, menyiksanya dengan kehausan. Iblis kecil
mengelilinginya, menyiksanya dengan kehausan. Mereka mengikat tangannya yang
sudah diolesi kotoran. Inanna duduk di tempat yang tinggi, mereka memegang
pahanya, mereka menyingkirkan tutup yang hancur dari tabung sucinya. Pada hari
itu sang ratu surga tidak menyelamatkan nyawanya, dia menyerahkannya ke Kur,
negeri yang tidak ada jalan kembali sebagai penggantinya. Istri Ama-uĆĄumgal-ana
tidak menyelamatkan nyawanya, dia menyerahkannya sebagai penggantinya,
Dumuzi
ditahan oleh gisbur di eslam, dia ditahan oleh gisbur di eslam
milik Ereshkigal. Di sana ada makanan, tapi tidak bisa dimakan—dia ditahan oleh
gisbur. Di sana ada air, tapi tidak bisa diminum. Dia diikat dengan
tali. Di tempat Namtar tinggal, dia ditahan oleh gisbur. Di tempat seni
dan kerajinan tidak ada, dia ditahan oleh gisbur. Di tempat bibirnya
berlumuran darah, dia ditahan oleh gisbur.
Jumlah
mereka tujuh orang, para ahli sihir Arali itu ada tujuh orang, mereka
yang bekerja di pohon huluppu, yang tidak mengenal saudara laki-laki,
yang tidak mengenal saudara perempuan, teriakannya nyaring siang dan malam.
Mereka adalah orang-orang yang mengetahui sihir di surga, dan yang mengetahui
sihir di bumi. Di surga mereka membentangkan untuknya gu-bad-du, di bumi
mereka membentangkan untuknya gu-bad-du. Mereka membawa dombanya ke gu-bad-du—tidak
ada yang tahu.
Tempat
tinggalnya tidak mengenal orang yang melewatinya. Penggembala itu, yang
melakukan sihir, menggali tanah. Dia memecahkan kendi anggur di padang rumput,
padang rumput bergolak seperti susu. Kawanan burung mengaduknya di padang
rumput, padang rumput diaduk seperti susu. Burung-burung—karena tidak ada pohon
apel—mengaduknya di padang rumput, padang rumput diaduk seperti susu. Dan gadis
muda Inanna membawa perhiasannya ke sana. Pengantin muda itu juga membawa ter.
Pohon mes membawa buahnya ke sana, pohon asala yang buahnya sudah layu,
bayangannya di sana. Di samping mayatnya tergeletak seekor anjing, di gubuknya
tinggal seekor burung gagak. Anjing itu makan di sisinya, dan berbaring di
kakinya. Burung gagak itu makan di sisinya, lalu naik ke surga.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.
***

Comments
Post a Comment