Sang Terdakwa (A Malefactor ~ Anton Chekhov)
"Denis Grigoriev!" sang hakim mulai. "Mendekat dan jawab pertanyaan saya. Pada hari ketujuh bulan Juli penjaga lintasan kereta Ivan Semyonovich Akinfov, waktu memeriksa jalur kereta pagi-pagi, di pos mil sembilan puluh satu melihat Anda sedang melepas salah satu baut yang berguna untuk mengencangkan rel kereta. Ini dia bautnya! Dengan baut yang sama dia menahan Anda. Apakah begitu kejadiannya?"
"Ha?"
"Apakah semua sama seperti yang dikatakan Akinfov?"
"Pastinya."
"Baik. Sekarang, mengapa Anda melepas baut ini?"
"Ha?"
"Jangan 'ha-ho-ha-ho' saja dan jawab pertanyaannya: mengapa Anda melepas baut ini?"
"Kalau saya tidak membutuhkannya, saya tidak akan melepasnya," gerutu Denis sambil memandang ke arah langit-langit.
"Dan mengapa Anda perlu baut ini?"
"Baut itu? Kami membuatnya jadi pemberat."
"Kami siapa?"
"Kami semua... petani Klimovo."
"Dengar, Saudara, jangan pura-pura bodoh. Bicara yang benar. Tidak ada gunanya berbohong soal pemberat!"
"Tidak pernah berbohong sejak lahir, dan sekarang dibilang berbohong...," gumam Denis sambil mengedipkan matanya.
"Mana bisa kita lakukan tanpa pemberat, Yang Mulia? Kalau Anda menaruh cacing atau ikan kecil di kail, bagaimana dia bisa tenggelam tanpa pemberat? Berbohong...," Denis nyengir. "Orang goblok mana yang mau memakai umpan hidup kalau dia mengambang! Ikan perch, pike, dan burbot cuma mau makan di dasar sungai, dan kalau kailnya mengambang, dia cuma bisa buat menangkap ikan gobi, dan itu jarang. Gobi tidak hidup di sungai kita. Itu ikan yang butuh tempat yang luas."
"Buat apa Anda ceritakan soal ikan gobi ke saya?"
"Ha? Anda yang bertanya sendiri! Orang-orang kaya di sini memancing dengan cara yang sama. Bahkan anak kecil sekalipun tidak akan memancing tanpa memakai pemberat. Tentu saja, kalau ada orang yang sangat-sangat bodoh, maka dia akan mencoba memancing tanpa memakai pemberat. Sekali goblok tetap goblok... "
"Jadi Anda mengatakan bahwa Anda melepas baut ini untuk membuat pemberat?"
"Apa lagi? Tidak bisa dipakai buat main bekel juga!"
"Tapi Anda kan bisa memakai timah untuk pemberat, peluru, atau paku, misalnya."
"Anda tidak akan menemukan timah tergeletak di jalan begitu saja, Anda harus beli, dan paku tidak bagus. Tidak ada yang lebih bagus daripada baut. Berat, dan berlubang di tengahnya."
"Anda berpura-pura bodoh! Seolah-olah Anda baru lahir kemarin atau baru datang dari bulan! Apa Anda tidak mengerti, bodoh, apa yang bisa terjadi kalau baut ini dilepas? Kalau penjaga tidak melihatnya, kereta api bisa tergelincir dari rel, orang-orang bisa mati! Anda bisa membunuh orang!"
"Dilarang Tuhan, Yang Mulia! Buat apa membunuh? Apakah kami ini semacam bajingan atau penjahat? Demi Tuhan, Yang Mulia, kami tidak pernah membunuh, pikiran seperti itu bahkan tidak ada di dalam kepala kami. Ya Tuhan, ampunilah kami. Tega sekali Anda, Yang Mulia!"
"Terus Anda pikir apa penyebab kecelakaan kereta? Lepas dua- tiga baut, dan terjadilah kecelakaan!"
Denis nyengir dan memicingkan matanya ke arah hakim.
"Yah! Selama ini seluruh desa sudah melepas banyak baut dan Tuhan menyediakannya buat kami, dan sekarang ada kecelakaan... membunuh orang... Kalau saya mengambil rel atau, katakanlah, menaruh balok di rel, yah, kereta bisa terguling, tapi ini... jiah! Sebuah baut!"
"Tapi Anda harus paham, baut mengikat rel di tempatnya!"
"Kami tahu itu. Kami tidak melepas semuanya, kami sisakan beberapa. Kami bukannya tidak mikir, kami tahu...."
Denis menguap dan membuat tanda salib di mulutnya.
"Tahun lalu kereta tergelincir di sini," kata hakim, "sekarang saya tahu sebabnya..."
"Maaf, Yang Mulia?"
"Saya bilang saya tahu kenapa kereta tergelincir tahun lalu... Saya tahu!"
"Itulah gunanya Anda sekolah, jadi Anda tahu, Pak Hakim yang baik. Tuhan tahu siapa yang harus diberi ilmu. Dan di sini Anda mempertimbangkan apa dan bagaimana, tapi penjaga sama dengan petani, dia tidak mengerti, dia cuma bisa menarik leher Anda dan menyeret Anda. Alasan dulu, baru tarik! Seperti kata orang --kepala petani adalah pikirannya. Tuliskan ini juga, Yang Mulia, dia memukul saya dua kali di bibir dan dada."
"Waktu mereka menggeledah rumah Anda, mereka menemukan baut kedua. Kapan dan di mana Anda membuka baut itu?"
"Maksud Anda baut yang ada di bawah kopor merah kecil?"
"Saya tidak tahu di mana itu, saya hanya tahu mereka menemukannya. Kapan Anda membukanya?"
"Saya tidak membuka baut itu, Ignashka, anak Semyon si mata satu, yang memberikannya pada saya. Maksud saya baut yang ada di bawah kopor kecil, kalau baut yang ada di kereta luncur di halaman, saya lepaskan bersama Mitrofan."
"Mitrofan yang mana?"
"Mitrofan Petrov. Anda tidak pernah mendengar tentang dia? Dia membuat jaring dan menjualnya kepada orang-orang kaya. Dia membutuhkan banyak baut. Mungkin selusin untuk setiap jaring."
"Dengar... Pasal 1081 KUHP mengatakan bahwa setiap kerusakan rel kereta api yang disengaja, dalam kaitannya membahayakan transportasi yang memanfaatkan rel kereta api tersebut, dan pelaku dengan sadar mengetahui konsekuensinya bisa menyebabkan kecelakaan --mengerti? mengetahui! Dan Anda tidak tahu apa akibat dari melepas baut ini-- akan dihukum dengan hukuman kerja paksa."
"Tentu saja, Anda tahu semuanya. Kami cuma orang bodoh, apa yang kami tahu?"
"Anda mengerti semuanya! Anda berbohong dan menutup-nutupi!"
"Kenapa harus berbohong? Tanyakan seluruh desa kalau Anda tidak percaya saya. Tanpa pemberat Anda hanya akan mendapatkan ikan bleak. Anda bahkan tidak bisa mendapatkan gudgeon, yang paling buruk dari semuanya, tanpa pemberat."
"Selanjutnya Anda pasti
akan berbicara soal ikan gobi lagi!" sang hakim tersenyum.
"Tidak ada ikan gobi di sini. Kalau kita memancing di permukaan tanpa pemberat, menggunakan kupu-kupu sebagai umpan, kita akan mendapatkan chub, walaupun jarang."
"Baiklah, diam..."
Lalu hening. Denis bergeser dari satu kaki ke kaki yang lain, menatap meja yang terbungkus kain baize hijau dan mengedipkan matanya dengan cepat, seolah-olah yang dilihatnya di hadapannya bukan kain baize tapi matahari. Sang hakim menulis dengan cepat.
"Boleh saya pergi?" tanya Denis setelah beberapa saat.
"Tidak. Saya harus menahan Anda dan mengirim Anda ke penjara."
Denis berhenti berkedip dan, mengangkat alis tebalnya, memandang dengan penuh tanya.
"Bagaimana maksudnya --masuk penjara? Yang Mulia! Saya tidak punya waktu, saya harus pergi ke pasar dan menagih tiga rubel dari Yegor untuk lemak babi yang... "
"Diam, jangan mengganggu saya..."
"Masuk penjara... Kalau untuk melakukan sesuatu, saya akan pergi, tapi ini... untuk digigiti kutu. Kenapa? Saya tidak mencuri, saya tidak berkelahi. Dan kalau Anda curiga soal tunggakan, Yang Mulia, jangan percaya kepala desa. Lebih baik tanyakan penjaga rel kereta. Orang yang tidak baik kepala desa itu..."
"Diam!"
"Aku diam...," gumam Denis. "Saya bersumpah laporan kepala desa itu penuh dengan kebohongan... Kami tiga bersaudara: Kuzma Grigoriev, lalu Yegor Grigoriev, dan saya, Denis Grigoriev..."
"Anda mengganggu saya. Hei, Semyon!" teriak hakim. "Bawa dia pergi!"
"Kami tiga bersaudara," gumam Denis ketika dua orang penjaga membawanya keluar ruangan. "Saudara tidak bertanggung jawab untuk saudaranya yang lain. Kuzma
tidak membayar dan kau, Denis, harus bertanggung jawab... Diadili! Majikan terakhir kami, sang jenderal, sudah meninggal, kalau tidak, dia akan menunjukkan padamu cara
mengadili. Kau harus mengadili dengan sadar, bukan
cuma... menghukum, tapi karena sebuah alasan, dengan adil..."
***
Kalau Anda menyukai cerpen ini, Anda mungkin juga akan menyukai cerita pendek Anton Chekhov yang lain di sini; atau cerita pendek terjemahan dari penulis yang lain di sini.
***

Comments
Post a Comment