Perjalanan Nanna-Suen Ke Nibru (Mitologi Sumeria)
Nanna
lalu berkata,
"Aku, sang pahlawan, akan berangkat ke kotaku. Aku akan berangkat ke
ayahku, Enlil. Aku, Suen, akan berangkat ke kotaku. Aku akan berangkat ke ibuku,
Ninlil. Aku akan berangkat ke ibuku Ninlil. Nibru adalah kota yang bersinar,
tempat yang murni, tempat yang sangat hebat.”
"Nibru,
tempat pohon birch hitam tumbuh di tempat yang baik, tempat suciku Nibru,
tempat pohon birch putih tumbuh di tempat yang murni --kuil Nibruku dibangun di
tempat yang baik. Nama tempat suci Nibru adalah nama yang baik. Kuil Nibruku
dibangun di tempat yang baik. Nama tempat suci Nibru adalah nama yang baik.
Sebelum Dilmun ada, pohon palem tumbuh di kotaku. Sebelum Dilmun ada, pohon
palem tumbuh di Nibru dan ibu agung Ninlil berpakaian linen halus."
Suen
mulai membangun perahu. Dia mulai membangun perahu dan mengirim anyaman
alang-alang. Nanna-Suen mengirim orang ke Tummal untuk mengambil alang-alang perahu.
Asimbabbar mengirim orang ke abzu untuk mengambil ter perahu. Nanna-Suen
mengirim orang ke Duacaga untuk mengambil alang-alangnya. Asimbabbar mengirim
orang ke hutan cemara untuk mengambil cabang-cabangnya. Nanna-Suen mengirim
orang ke hutan Kugnuna untuk mengambil batang-batangnya. Asimbabbar mengirim
orang ke hutan Ebla untuk papannya. Nanna-Suen mengirim orang ke hutan cedar
harum untuk kayu cemaranya.
Ketika
alang-alang perahu dibawa ke Nanna-Suen dari Tummal, ketika ter perahu dibawa
ke Asimbabbar dari abzu, ketika alang-alangnya dibawa ke Nanna-Suen dari
Duacaga, ketika cabang-cabangnya dibawa ke Asimbabbar dari hutan cemara, ketika
batang-batangnya dibawa ke Nanna-Suen dari hutan Kugnuna, ketika papannya
dibawa ke Asimbabbar dari hutan Ebla, ketika kayu cemaranya dibawa ke
Nanna-Suen dari hutan cedar harum, Utu bersukacita untuknya dan memberkati
perjalanannya, Gibil bersukacita untuknya dan memberkati perjalanannya.
Sesudah
perahunya selesai, Nanna lalu berkata,
"Aku, sang pahlawan, akan berangkat ke kotaku. Aku akan berangkat ke
ayahku, Enlil. Aku, Suen, akan berangkat ke kotaku. Aku akan berangkat ke
ibuku, Ninlil. Aku akan berangkat ke ibuku Ninlil. Nibru adalah kota yang
bersinar, tempat yang murni, tempat yang sangat hebat.”
Nanna-Suen
akan mengumpulkan sapi jantan untuk kandang sapi di rumah Enlil. Asimbabbar akan
mengumpulkan domba yang digemukkan untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan
menyucikan kandang sapi untuk rumah Enlil. Asimbabbar akan memberi makan
kambing untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan membawa landak untuk rumah Enlil.
Asimbabbar
akan memberikan tikus semak berekor panjang untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan mengumpulkan
burung kuda kecil untuk rumah Enlil. Asimbabbar akan membawa
burung ubi kecil dari kolam untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan membawa
burung azagun kecil untuk rumah Enlil.
Asimbabbar
akan mengumpulkan ikan mas suhur untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan membawa
ikan mas ektub untuk rumah Enlil. Asimbabbar akan menuangkan minyak
alang-alang ke air untuk rumah Enlil. Nanna-Suen akan mengisi keranjang dengan
telur untuk rumah Enlil. Asimbabbar akan membuat alang-alang tua dan alang-alang
segar tumbuh subur untuk rumah Enlil.
Nanna-Suen
akan menyebabkan enam ratus domba betina melahirkan anak domba untuk rumah
Enlil, karena dia akan menyebabkan domba jantan mereka dilepaskan di antara
mereka, dan dia akan membaginya di sepanjang tepi Idsurungal. Asimbabbar akan
menyebabkan enam ratus kambing betina melahirkan anak kambing untuk rumah
Enlil, karena dia akan menyebabkan kambing jantan mereka dilepaskan di antara
mereka, dan dia akan membaginya di sepanjang tepi Idsurungal. Nanna-Suen akan
menyebabkan enam ratus sapi melahirkan anak sapi untuk rumah Enlil, karena dia
akan menyebabkan sapi jantan mereka dilepaskan di antara mereka, dan dia akan membaginya
di sepanjang tepi Idsurungal.
Perahu
itu mendekati Enegir, sementara Urim berada di belakangnya. Ningirida
mengeluarkan dari rumahnya apa yang tidak boleh keluar dari rumah, lalu
berkata, "Selamat datang, selamat datang, selamat datang perahu! Perahu
Suen, selamat datang, selamat datang perahu!"
Dia
meletakkan tepung di depan perahu dan menyebarkan dedak. Di kakinya berdiri
tong gakkul perunggu yang tertutup, lalu berkata, "Aku akan
mengolesi minyak yang berharga pada pasak ini. Semoga ghee, sirup, dan anggur
berlimpah di tengah-tengahmu, semoga ikan mas suhur dan ikan mas ektub
bergembira di haluan perahumu!"
Tapi
perahu itu tidak menerima muatannya. Nanna berkata, "Aku tidak bisa
berhenti, aku akan pergi ke Nibru!"
Perahu
itu lalu mendekati Larsa, sementara Enegir berada di belakangnya. Sherida yang
cantik mengeluarkan dari rumahnya apa yang tidak boleh keluar dari rumah, lalu
berkata, "Selamat datang, selamat datang, selamat datang perahu! Perahu Suen,
selamat datang, selamat datang perahu!"
Dia
meletakkan tepung di depan perahu dan menyebarkan dedak. Di kakinya berdiri
tong gakkul perunggu yang tertutup, lalu berkata, "Aku akan
mengolesi minyak yang berharga pada pasak ini. Semoga ghee, sirup, dan anggur
berlimpah di tengah-tengahmu, semoga ikan mas suhur dan ikan mas ektub
bergembira di haluan perahumu!"
Tapi
perahu itu tidak menerima muatannya. Nanna berkata, "Aku tidak bisa
berhenti, aku akan pergi ke Nibru!"
Perahu
itu lalu mendekati Uruk, sementara Larsa berada di belakangnya. Inanna yang
suci mengeluarkan dari rumahnya apa yang tidak boleh keluar dari rumah, lalu
berkata, "Selamat datang, selamat datang, selamat datang perahu! Perahu
Suen, selamat datang, selamat datang perahu!"
Dia
meletakkan tepung di depan perahu dan menyebarkan dedak. Di kakinya berdiri
tong gakkul perunggu yang tertutup, lalu berkata, "Aku akan
mengolesi minyak yang berharga pada pasak ini. Semoga ghee, sirup, dan anggur
berlimpah di tengah-tengahmu, semoga ikan mas suhur dan ikan mas ektub
bergembira di haluan perahumu!"
Tapi
perahu itu tidak menerima muatannya. Nanna berkata, "Aku tidak bisa
berhenti, aku akan pergi ke Nibru!"
Perahu
itu lalu mendekati Shuruppak, sementara Uruk berada di belakangnya. Ninunuga
mengeluarkan dari rumahnya apa yang tidak boleh keluar dari
rumah, lalu berkata, "Selamat datang, selamat datang, selamat datang
perahu! Perahu Suen, selamat datang, selamat datang perahu!"
Dia meletakkan tepung di depan perahu dan
menyebarkan dedak. Di kakinya berdiri tong gakkul perunggu yang
tertutup, lalu berkata, "Aku akan mengolesi minyak yang berharga pada
pasak ini. Semoga ghee, sirup, dan anggur berlimpah di tengah-tengahmu, semoga
ikan mas suhur dan ikan mas ektub bergembira di haluan
perahumu!"
Tapi perahu itu tidak menerima muatannya.
Nanna berkata, "Aku tidak bisa berhenti, aku akan pergi ke Nibru!"
Perahu
itu lalu mendekati Tummal, sementara Shuruppak berada di belakangnya. Ninlil yang cantik mengeluarkan dari rumahnya apa yang tidak boleh keluar dari rumah,
lalu berkata, "Selamat datang, selamat datang, selamat datang perahu!
Perahu Suen, selamat datang, selamat datang perahu!"
Dia meletakkan tepung di depan perahu dan
menyebarkan dedak. Di kakinya berdiri tong gakkul perunggu yang
tertutup, lalu berkata, "Aku akan mengolesi minyak yang berharga pada
pasak ini. Semoga ghee, sirup, dan anggur berlimpah di tengah-tengahmu, semoga
ikan mas suhur dan ikan mas ektub bergembira di haluan
perahumu!"
Tapi perahu itu tidak menerima muatannya.
Nanna berkata, "Aku tidak bisa berhenti, aku akan pergi ke Nibru!"
Akhirnya perahu itu
mendekati Nibru, sementara Tummal berada di belakangnya. Di Dermaga Bersinar,
dermaga Enlil, Nanna-Suen akhirnya menambatkan perahunya. Di Dermaga Putih,
dermaga Enlil, Asimbabbar akhirnya menambatkan perahunya.
Dia
melangkah ke bangunan pemujaan milik ayahnya yang merupakan anaknya dan
memanggil penjaga pintu rumah ayahnya yang merupakan anaknya, "Buka pintu,
Kalkal, buka pintu! Kalkal, penjaga pintu, buka pintu!”
"Aku,
Nanna-Suen, sudah mengumpulkan sapi
jantan untuk kandang sapi di rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar,
sudah mengumpulkan domba yang digemukkan
untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Nanna-Suen, akan menyucikan
kandang sapi untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar,
akan memberi makan kambing untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku,
Nanna-Suen, memiliki landak untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu.”
"Aku,
Asimbabbar memiliki tikus semak berekor panjang untuk rumah Enlil, penjaga
pintu, buka pintu. Aku, Nanna-Suen, sudah mengumpulkan burung kuda kecil untuk
rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar, sudah membawa burung ubi kecil dari
kolam untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Nanna-Suen, sudah membawa burung azagun kecil dari
kolam untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu.
"Aku,
Asimbabbar, sudah membawa ikan mas suhur untuk rumah Enlil, penjaga
pintu, buka pintu. Aku, Nanna-Suen, sudah membawa ikan mas ektub untuk
rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar, akan menuangkan minyak
alang-alang ke air untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku,
Nanna-Suen, sudah mengisi keranjang
dengan telur untuk rumah Enlil, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar, akan
membuat alang-alang tua dan alang-alang segar tumbuh subur untuk rumah Enlil,
penjaga pintu, buka pintu.
"Aku,
Nanna-Suen, sudah menyebabkan enam ratus
domba betina melahirkan anak domba untuk rumah Enlil, karena aku sudah menyebabkan domba jantan mereka dilepaskan di
antara mereka, dan aku sudah membaginya di
sepanjang tepi Idsurungal, penjaga pintu, buka pintu. Aku, Asimbabbar, sudah menyebabkan
enam ratus kambing betina melahirkan anak kambing untuk rumah Enlil, karena aku
sudah menyebabkan kambing jantan mereka dilepaskan di antara mereka, dan aku sudah
membaginya di sepanjang tepi Idsurungal,
penjaga pintu, buka pintu. Aku, Nanna-Suen, sudah menyebabkan enam ratus sapi melahirkan anak
sapi untuk rumah Enlil, karena aku sudah menyebabkan sapi jantan mereka dilepaskan di
antara mereka, dan aku sudah membaginya di
sepanjang tepi Idsurungal, penjaga pintu, buka pintu.
"Penjaga
pintu, buka pintu! Kalkal, buka pintu! Aku akan memberikan kepadamu apa yang
ada di haluan perahu sebagai persembahan pertama, dan aku akan memberikan
kepadamu apa yang ada di buritan perahu sebagai persembahan terakhir."
Dengan
gembira sang penjaga pintu, Kalkal, membuka pintu. Kalkal, yang bertanggung
jawab atas gagang pintu, dengan gembira membuka pintu. Di rumah Enlil,
Nanna-Suen memberikan persembahan. Enlil, bergembira atas persembahan itu, lalu
mempersembahkan roti kepada Suen, putranya.
Enlil
bersukacita atas Suen dan berkata dengan ramah, "Berikan kue manis kepada
anak kecilku yang suka makan kue manis. Berikan kue manis kepada Nannaku yang
suka makan kue manis. Keluarkan dari Ekur roti terbaik untuknya. Tuangkan
untuknya bir terbaik, bir murniku dari bejana tilimda yang menjulang
tinggi. Pesankan kue manis murni, sirup, kue bulan sabit, dan air jernih
untuknya."
Suen
menjawab kepada ayahnya yang sudah memperanakkannya, "Ayah yang
memperanakkanku, aku benar-benar puas dengan apa yang sudah kau berikan kepadaku untuk dimakan. O Gunung
Agung, ayah yang memperanakkanku, aku benar-benar puas dengan apa yang sudah kau berikan kepadaku untuk diminum. Ke mana
pun kau mengangkat matamu, di sanalah kekuasaanmu berada.”
"Berikan
berkat kepadaku, Enlil, berikan kepadaku --aku akan berangkat ke Urim! Di
sungai berikan aku banjir ikan mas --aku akan berangkat ke Urim! Di ladang
berikan aku jelai berbintik --aku akan berangkat ke Urim! Di rawa berikan aku
ikan mas kuda dan ikan mas suhur --aku akan berangkat ke Urim! Di
hamparan alang-alang berikan aku alang-alang tua dan alang-alang segar --aku akan
berangkat ke Urim! Di hutan berikan aku ibex dan domba jantan liar --aku akan berangkat
ke Urim! Di dataran tinggi berikan aku pohon macgurum --aku akan berangkat
ke Urim! Di kebun berikan aku sirup dan anggur --aku akan berangkat ke Urim! Di
istana berikan aku umur panjang --aku akan berangkat ke Urim!"
Enlil
memberi semua yang diminta Nanna kepadanya –lalu dia berangkat ke Urim. Di
sungai Enlil memberinya banjir ikan mas --dan dia berangkat ke Urim. Di ladang dia
memberinya jelai berbintik --dan dia berangkat ke Urim. Di kolam dia memberinya
ikan mas kuda dan ikan mas suhur --dan dia berangkat ke Urim. Di
hamparan alang-alang dia memberinya alang-alang tua dan alang-alang segar --dan
dia berangkat ke Urim. Di hutan dia memberinya ibex dan domba jantan liar --dan
dia berangkat ke Urim. Di dataran tinggi dia memberinya pohon macgurum --dan
dia berangkat ke Urim. Di kebun buah-buahan dia memberinya sirup dan anggur
--dan dia berangkat ke Urim. Di istana dia memberinya umur panjang --dan dia
berangkat ke Urim.
Rajaku,
di atas takhtamu, demi Enlil, semoga Nanna-Suen membuatmu lahir selama tujuh
hari. Di atas takhtamu yang suci, demi ibu agung Ninlil, semoga penguasa Asimbabbar
membuatmu lahir selama tujuh hari.
***
Kalau Anda menyukai kisah mitologi ini, Anda mungkin ingin membaca kisah mitologi Sumeria lainnya di sini.
***

Comments
Post a Comment